Terdengar isak tangis dan air mata yang mengalir ketika satu persatu anggota geng motor meraih kaki orang tuanya. "Cium kaki ibumu, karena merekalah yang pertama akan membela kalian sejelek apapun kelakuan kalian. Merekalah yang senantiasa mendoakan kalian ketika kalian terlibat masalah, merekalah yang paling terdepan dalam memberikan pengampunan," kata Kapolres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo.
Susatyo juga mengingatkan agar para anggota geng motor tersebut memperbanyak kegiatan positif dan bernilai kebaikan. "Yang masih sekolah belajar yang tekun, yang belum bekerja perbanyak ibadah agar bisa mendapatkan pekerjaan yang baik, yang sudah bekerja cari istri menikah dan jadi seseorang yang bisa membuat bangga ibundamu," pesan Susatyo lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Disebut Susatyo, ada 26 orang anggota geng motor yang dilepaskan. Mereka dikenakan wajib lapor setiap minggunya hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
"Hasil penyelidikan dan pemeriksaan maraton sejak kemarin, hanya 13 orang yang terbukti sementara 26 lainnya tidak terbukti baik itu kepemilikan senjata tajam dan lainnya. Kita serahkan kepada keluarganya setelah menandatangani pernyataan dan kita kenakan wajib lapor," ujar Susatyo.
Susatyo menjelaskan pihaknya objektif dalam melakukan pengungkapan dan penetapan terhadap para tersangka yang memang terlibat atau tidak.
"Yang memang terbukti tetap kita proses hukum dan dorong agar mendapat hukuman maksimal, hal ini diharapkan agar aksi-aksi kekerasan mengatasnamakan geng motor tidak kembali terulang di wilayah hukum kami," ujarnya.
Tini (42) tak kuasa menahan tangis saat putra keduanya berlutut di kakinya, Tini kemudian berjongkok dan memeluk putranya itu. Bisikan nasehat dia berikan. "Sudah jangan kamu ulangi lagi, sagorengna maneh indungmah pasti bebela asal ulah sakali deui kikituan (sejeleknya kamu, ibu pasti akan membela asal jangan sekali lagi begitu)," ucapnya.
Setiap bisikan Tini diiringi isakan tangis putranya. Berkali-kali Tini mengusap rambut anaknya itu. "Syukur Alhamdulillah semoga tangisan dia jadi penanda agar dia tidak kembali mengulangi lagi perbuatannya. Kalau di bilang tidak mengawasi tentu sebagai orang tua saya selalu mengawasi dia," tutur Tini kepada sejumlah wartawan di Aula Rekonfu, Mapolres Sukabumi Kota, Selasa (26/12/2017).
Tini menceritakan pada Sabtu (23/12) lalu putra nya itu memang sengaja berpamitan untuk bermain bersama teman-temannya. Sebelum lewat tengah malam Tini kemudian berusaha menghubungi putranya itu agar segera pulang.
"Saya telepon hp nya enggak aktif, saya coba cari tahu ke teman-temannya katanya pada tidak ngeliat. Pas Minggu (24/12) baru tahu kalau dia kumpul-kumpul dengan teman-temannya dan kena razia," kata Tini.
Sebelumnya sudah dua hari Tini bolak-balik menyambangi putranya yang masih diperiksa polisi, sampai akhirnya polisi memutuskan putranya itu tidak bersalah.
"Saya terharu, saat polisi tadi meminta semua yang dipulangkan untuk meminta maaf ke ibunya masing-masing. Ini untuk pertamakalinya anak saya mencium kaki saya," ucapnya seraya menahan tangis. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini