Rahmat dilarikan dirujuk ke RSHS Bandung dari RSUD Sukabumi pada Sabtu (16/12) sekitar pukul 21.19 WIB. Setelah mendapatkan perawatan selama 4 hari, pasien akhirnya meninggal dunia pada Sabtu (19/12) pukul 02.30 WIB.
"Pasien datang sekitar pukul 17.00 WIB, sebelumnya dari RS Hermina. Begitu datang langsung kita periksa didiagnosis, oh ini Difteri suspect. Lapor kita ke Dokter speasialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) hasilnya harus diberikan Anti Difteri Serum (ADS)," kata Kepala Tim Informasi dan Penanganan Keluhan RSUD R Syamsudin SH, Dokter Wahyu kepada detikcom, Rabu (20/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu kepada sejumlah media, Direktur RSUD R Syamsudin Bahrul Anwar menyebut ada empat pasien yang saat ini suspect difteri. Tiga pasien berstatus anak-anak dan satu lainnya dewasa.
"Pasien suspect Difteri sudah ditangani dan ditempatkan di ruang isolasi, pasien juga berada di bawah pengawasan dokter spesialis. Bulan Desember ini, sampai tadi malam ada empat kasus. Sudah kita berikan Anti Difteri Serum (ADS), kemudian dengan antibiotik. Secara detil seperti itu," terang Anwar kepada wartawan.
Menurut Anwar tim medis dipastikan sudah secara prosedural melakukan penanganan pasien tersebut, termasuk memaksimalkan ruang isolasi. "Karena memang ini menular, jadi kami maksimalkan ruang isolasi. Berdasarkan hasil diagnosa, masih dikatakan suspect," imbuhnya.
Sementara itu Kepala Humas dan Protokol RSHS Nurul Wulandhani mengatakan saat datang, pasien kondisinya sudah buruk.
Pasien mengalami gangguan pernafasan dan infeksi. Tim medis RSHS lalu melakukan berbagai penanganan untuk menyelamatkan pasien tersebut.
"Kita melakukan penanganan sesuai kebutuhan pasien dari teknis medis sampai operatif, tapi tidak ada perkembangan," kata Nurul. Setelah dirawat empat hari, pasien meninggal dunia. (ern/ern)