"Satu bulan saya mengeluarkan uang pribadi hampir mencapai Rp 20 juta sampai Rp 25 juta, sementara dari dermawan bantuan hanya Rp 3 juta sebulan. Kalau terus mengandalkan uang pribadi ada kalanya saya mengalami keterpurukan ekonomi, tidak full merawat," kata Deni Solang, pemilik dan pengelola Panti Aura Welas Asih melalui sambungan telepon dengan detikcom, Rabu (20/12/2017).
Deni menyesalkan minimnya apresiasi dan perhatian dari pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi, selama ini pihaknya merasa telah membantu pengentasan orang gila di jalanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka (Dinas) hanya jago memberikan wacana dan janji - janji, sementara realitanya kami hanya sendirian bersama para dermawan," lanjut pria yang dikenal dengan sebutan teman orang gila tersebut.
Baca Juga: Bantu Orang Gila, Deni Solang Bangun Sendiri Panti Rehabilitasi
![]() |
Deni menambahkan terhitung mulai hari ini, pihaknya tidak lagi akan menerima penyerahan ODGJ baik dari pihak kepolisian, kecamatan, pekerja sosial (peksos) dan Satpol PP.
"Mulai hari ini kami tidak lagi menerima ODGJ titipan, sebetulnya hati dan pikiran saya tidak tega. Tapi bagaimana lagi kalaupun saya paksakan kasihan juga mereka (penderita). Kami tutup karena tidak kuat biaya operasional satu hari per orang untuk sekali makan 15 ribu, sekarang ada 60 orang kali tiga saja sudah berapa. Belum untuk transport pengurus, rokok, sabun mandi dan lain-lain saya nyerah," pungkasnya.
(avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini