Kepala Puskesmas Kecamatan Panguragan Jamiat mengatakan gudang limbah medis itu berada di seputaran wilayah Panguragan. Petugas kesehatan mengambil sampe darah para pekerja gudang limbah medis rumah sakit .
"Kita ambil sampel darahnya kemudian diserahkan ke Dinkes. Hasil pemeriksaan ini kewenangan Dinkes," kata Jamiat saat ditemui detikcom di Puskesmas Panguragan, Cirebon, Jawa Barat, Senin (18/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jamiat menjelaskan pemeriksaan VCT itu kemungkinan akan menyasar juga ke sejumlah masyarakat di sekitar tempat usaha pengolahan limbah medis. Menurut dia, selama ini belum ditemukan adanya pekerja yang terserang penyakit berbahaya.
"Sebelumnya kita belum pernah melakukan pemeriksaan kesehatan secara khusus, kalau perorangan sih pernah Hasilnya memang belum ada penyakit apa-apa. Kita juga pernah melakukan penyuluhan," tuturnya.
Selain VCT, Puskesmas Panguragan memeriksa kandungan air yang berada di lingkungan sekitar tempat pengolahan limbah medis. "Kita juga memeriksa kondisi air di sekitar tempat pengolahan limbah. Nah, kalau pemeriksaan VCT ini akan berlanjut kalau masih ada pekerja yang belum diperiksa," ucap Jamiat.
Adanya tempat pengolahan limbah medis itu membuat waswas warga Panguragan. Hari ini, puluhan warga berunjuk rasa meminta tempat pengolahan limbah medis ditutup.
Baca juga: Puluhan Warga Panguragan Cirebon Demo Tolak Gudang Limbah Medis
Sunarti (60) seorang mantan pekerja di tempat pengolahan limbah medis di Kecamatan Panguragan kini harus bolak-balik berobat ke Puskesmas Kecamatan Panguragan.
Ia ditemani keponakannya, Safitri (23), berkunjung ke puskesmas. Sesekali Sunarti batuk-batuk. Bahkan, ia mengaku sudah lama merasakan sakit.
Perempuan berusia senja itu mengaku pernah merasakan sakit yang luar biasa. Dia sempat terbaring lemah di kamarnya selama tiga bulan. Selama bekerja di tempat pengolahan limbah medis, Sunarti mengaku sering tertusuk jarum suntik.
"Pernah kena jarum suntik. Kerja di situ sekitar tiga tahunan. Saya berhenti kerja karena sakit. Pernah sakitnya parah selama tiga bulanan," kata Sunarti usai periksa kesehatan di Puskesmas Panguragan.
Baca juga: Limbah Medis di Cirebon, Denpom Selidiki Keterlibatan Oknum TNI
Dia menceritakan banyak pekerja di tempat pengolahan limbah medis yang terkena jarum suntik. Kejadian seperti itu hal yang lazim bagi para pekerja.
Sejak 2013 bekerja di tempat pengolahan limbah medis, Sunarti diberi pekerjaan untuk memisahkan jarum dari alat suntiknya. Setiap bulan ia mendapat bayaran Rp 800 ribu. Sehari-hari ia selalu bersentuhan dengan darah dan jarum suntik.
Ia tak mengerti tentang bahaya yang mengancam kesehatannya. "Di gudang itu banyak darah, banyak jarum suntik. Sudah setahun saya keluar karena sakit," ucap Sunarti.
Pihak Puskesmas Panguragan memeriksa kesehatan dan mengambil sampel darah Sunarti. Selain itu, puskesmas memberikan obat buat Sunarti. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini