Ia menuturkan pencabutan dukungan ini merupakan implikasi tidak terbangunnya komunikasi politik antara Emil dengan Golkar. "Problem RK (Ridwan Kamil) ini tidak komunikasi. Jadi terkesan menganggap Golkar hanya kendaraannya saja. RK harus sadar, partai itu penting. Ia terlalu asyik dengan dukungan, seolah partai gimana dia," kata Asep saat dihubungi, Senin (18/12/2017).
Menurut dia, komunikasi merupakan etika politik yang seharusnya dibangun oleh Emil dengan berbagai partai. Termasuk juga, ucap Asep, pemilihan pendamping lebih baik dilakukan dengan proses musyawarah, bukan konvensi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut bukan tidak mungkin Emil akan kehilangan dukungan dari partai lainnya apabila terus mengulur waktu dalam menentukan pendamping. Apalagi, sambung Asep, figur-figur yang sudah disodorkan tidak terakomodir.
"Kalau RK masih menunda-nunda seperti ini, berbahaya. Romi (Ketum PPP) karena tidak kunjung menentukan wakil, RK malah membuka konvensi, kan tidak nyambung. Jangan-jangan nanti alasan ini bisa dilakukan PPP untuk hengkang," tuturnya.
"Saya bilang kinerja politik RK di Pilkada rendah dan enggak jelas," ucap Asep menambahkan. (bbn/bbn)











































