Saat ini, Partai Demokrat berada di koalisi zaman now bersama PKS dan PAN. Demokrat juga menjadi partai pertama yang menyerahkan surat rekomendasi kepada pasangan Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu. Sementara PKS dan PAN belum mengeluarkan rekomendasinya.
Di tengah keharmonisan ke tiga partai itu, Partai Gerindra kemudian datang dan menggoda PKS dan PAN untuk membentuk koalisi reuni di Pilgub Jabar. Apalagi kedua partai tersebut belum secara resmi mengeluarkan rekomendasinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahwa kemudian Gerindra (datang) mengganggu keharmonisan tadi, sah-sah saja. Haknya yang bersangkutan," kata Asep saat dihubungi, Selasa (12/12/2017).
Apalagi menurut Asep, kesepakatan untuk bersama mendukung pasangan Deddy-Syaikhu sudah tertuang dalam sebuah MoU. Prosesnya juga sudah melalui pembahasan panjang sampai akhirnya bersepakat untuk mengusung pasangan tersebut.
"Ini prosesnya dari bawah dalam posisi diskusi yang setara. Bayangkan kondisi yang begitu harmonis orang cemburu kan wajar. Tapi saya hakul yakin PKS dan PAN untuk level Jabar (akan tetap bersama)," ucap Asep.
Selain itu, lanjut dia, untuk memutuskan sesuatu yang strategis tidak bisa secara tiba-tiba. Perlu pembahasan yang mendalam dengan mempertimbangkan berbagai faktor. Apalagi waktu pendaftaran pasangan calon di Pilgub Jabar sudah semakin dekat.
Sehingga menurutnya, PKS dan PAN tidak akan mengambil resiko dengan mengalihkan dukungan ke bakal calon lain. "Saya kira waktu semakin mepet. Memformulasikan sesuatu yang strategis buat kepentingan banyak orang tidak bisa tiba-tiba. Kita (perlu) bertemu, bersilaturahmi untuk sesuatu yang besar," tandasnya. (ern/ern)