Aidah (32) warga Kecamatan Pakenjeng pengidap difteri meninggal Minggu (10/12/2017) setelah sebelumnya menjalani perawatan sejak tanggal 6 Desember 2017 lalu.
"Pasien atas nama Aidah itu begitu masuk, pasien keadaan demam tinggi. Setelah masuk kita lakukan pemeriksaan dn pasien dinyatakan positif difteri," ungkap Humas RSUD dr. Slamet Garut Lingga Saputra kepada wartawan di kantornya, Jalan Rumah Sakit, Tarogong Kidul, Selasa (12/12/2017) pagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nuraeni dirawat mulai tanggal 29 November 2017 hingga tanggal 5 Desember (2017) kemarin. Alhamdulillah dia tertolong karena begitu demam langsung dibawa ke rumah sakit," katanya.
"Untuk ibu Aidah memang berdasarkan keterangan keluarga saat pertama mengalami demam dirawat dulu di rumahnya sekitar empat hari. Keluarganya mengira bahwa itu hanya demam biasa," sambung Lingga.
Untuk mengantisipasi pasien difteri lainnya, kini pihak RSUD dr. Slamet Garut menyediakan ruangan khusus untuk penanganan pasien difteri. Ruangan tersebut terletak di gedung Puspa Utama.
"Ada ruangan isolasi khusus. Tidak sembarangan orang bisa masuk," ungkapnya.
Selain itu, Lingga mengatakan tim dokter khusus dari RSUD dr. Slamet Garut dan Dinas Kesehatan Garut disiapkan untuk menangani pasien difteri.
"Yang kemarin pasien meninggal juga kita mandikan dan dibersihkan dulu di sini oleh tim dokter. Tujuannya untuk mencegah penularan virus difteri," pungkasnya.
(avi/avi)