Ridwan Kamil sebenarnya sudah mendapat dukungan dari Nasdem, PKB, PPP dan Golkar. Namun koalisi ini sangat rentan pecah lantaran PKB, PPP dan Golkar masih berebut mendapatkan posisi pendamping Ridwan Kamil dengan opsi konvensi dan musyawarah.
Ia menuturkan PKB dan PPP nampaknya akan menghitung ulang dukungannya apabila dalam keputusan akhir, kadernya tidak diakomodir. Sementara Golkar yang akan menghadapi Munaslub pemilihan ketum baru bisa terjadi juga kejutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Tri Ispranoto/detikcom |
Situasi ditinggal partai koalisi juga mengancam Deddy Mizwar. Partai pendukungnya seperti PKS dan PAN di koalisi zaman now berpeluang mengubah arah dukungan dengan kemunculan Mayjen Sudrajat sebagai cagub dari Gerindra.
Partai pimpinan Prabowo Subianto tersebut berniat mengajak PKS dan PAN membentuk koalisi 'reuni' seperti di Pilgub DKI Jakarta. Apabila itu terjadi, secara otomatis Deddy Mizwar yang sudah menjadi kader Demokrat akan kehilangan kawanan.
Menurutnya dengan situasi tersebut, Demokrat bersama Deddy Mizwar akan tersudutkan. Bukan tidak mungkin, sambung dia, partai berlogo Mercy tersebut hanya menjadi partai pendukung seperti Pilpres 2014 yang kala itu dimenangkan pasangan Jokowi-JK.
"Kalau PKS dan PAN ikut (Gerindra), pasti Demiz tidak punya teman maka besar kemungkinan dia tidak akan diusung oleh partai manapun karena PDIP sudah menutup diri. Kemudian PKB dan PPP berfikir dua kali," tutur dia.
"Katakanlah demokrat tidak bisa memilih dia akan ikut idol ikut mana saja. Seperti Pilpres 2014 lalu," tambah Muradi. (ern/ern)












































Foto: Tri Ispranoto/detikcom