Waspada Difteri, Warga Karawang Larang Anak Berbagi Makanan

Waspada Difteri, Warga Karawang Larang Anak Berbagi Makanan

Luthfiana Awaluddin - detikNews
Senin, 11 Des 2017 12:17 WIB
Balita dan anak-anak mengantre di pos imunisasi di Jalan Dr. Taruno, Kabupaten Karawang. (Foto: Luthfiana Awaluddin)
Karawang - Sejumlah warga Adiarsa terdiri balita hingga remaja antusias imunisasi lantaran dua warganya diduga terjangkit difteri. Mereka mengkhawatirkan wabah penyakit difteri.

Mereka terpantau mengantre di pos imunisasi di Jalan Dr. Taruno, Kecamatan Adiarsa Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (11/12/2017). "Wilayah Adiarsa menjadi perhatian karena dua orang warga suspect difteri," ujar Susilawati, dokter fungsional di Puskesmas Telagasari di sela imunisasi kepada detikcom, Senin (11/12).

Baca juga: Gubernur Aher Minta Warga Jangan Tolak Imunisasi Difteri

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Susilawati menyediakan ratusan botol vaksin dalam imunisasi pagi itu. Pemberian vaksin dibagi ke dalam 3 kelompok umur. Rinciannya, balita antara 2 bulan hingga 5 tahun, kelompok usia 5 sampai 7 tahun dan usia 7 hingga 19 tahun.

"Ini semua gratis," kata Susilawati.

Tak hanya balita, remaja juga terpantau mengantre dalam imunisasi itu. Alesandria Sandrina misalnya, remaja 16 tahun itu sengaja ikut antre bersama belasan balita. "Soalnya saya khawatir, dua tetangga saya kena difteri," kata Sandrina.

Demikian juga dengan Nabila Nuranisa. Remaja putri itu ikut-ikutan Sandrina diimunisasi. "Mumpung ada vaksin gratis di sini. Lagian kalau kena difteri, ngeri ya, bisa menyebabkan kematian," kata Nabila sambil fasih menjelaskan gejala saat terjangkit virus corynebacterium diptheriae itu.

Baca juga: Berstatus KLB, Dinkes Jabar Investigasi Penyebaran Wabah Difteri

Popon, seorang ibu rumah tangga, bahkan lebih ekstra mengawasi anaknya. Ia mewanti-wanti anaknya supaya tidak berbagi sedotan saat menyesap minuman di sekolah. "Saya sampai beri peringatan supaya anak saya tidak berbagi makanan atau minuman. Karena yang kena di sini anak kecil dan orang tuanya," ungkap Popon setelah mengantar dua anaknya.

Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang merilis data sejak sepekan terakhir, 18 kasus ditemukan. "Dua di antaranya suspect. Warga sini (Adiarsa)," kata Susilowati.

Pemerintah menetapkan kejadian luar biasa saat penyakit ini mewabah. Sepanjang tahun 2017, ditemukan 593 kasus dan 32 diantaranya meninggal. Penyakit ini merebak pada 95 kabupaten-kota di 20 provinsi termasuk Jawa Barat. (bbn/bbn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads