Pengamat politik UPI Karim Suryadi menilai Gerindra punya pekerjaan rumah yang berat dengan mengusung Sudrajat. Pasalnya, sambung dia, pengusungan Sudrajat terbilang sangat terlambat.
"Menurut saya terlambat untuk memasarkan barang baru di tengah pasar politik yang hanya menyisakan hitungan bulan," kata Karim saat dihubungi via telepon genggam, Jumat (8/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya selama ini nama Sudrajat belum pernah masuk dalam survei-survei Pilgub Jabar. Sehingga, sambung dia, dapat disimpulkan masyarakat sama sekali belum mengenal sosok perwira tinggi TNI tersebut.
"Dia seperti bintang di langit, memancarkan sinar namun sulit dijangkau. Butuh kerja keras untuk membumikannya hingga dipersepsi sebagai calon handal dalam cara-cara yang mudah dipahami publik," tutur dia.
"Yang menentukan dalam Pilgub itu kan bukan karir personal dia, tapi bagaimana karir ini terbaca oleh publik dan diyakini dia laik jadi pemimpin di Jabar. Sebagus apapun kalau tidak terpasarkan agak sulit," menambahkan.
Keputusan Prabowo menunjuk Mayjen Sudrajat diambil saat pertemuan para petinggi Gerindra di DPP Gerindra pada Kamis (7/12/2017) sekitar pukul 15.30 WIB. Hadir dalam pertemuan itu Ketua Harian DPP Gerindra dan Ketua DPD Gerindra Jabar.
"Iya (Sudrajat), arah ke sana memang ada," kata Ketua DPD Gerindra Jabar Mulyadi saat dihubungi via telepon genggam, Kamis (7/12).
Baca Juga: Prabowo Tunjuk Mayjen Sudrajat Jadi Cagub Jabar
Sebelumnya, ada lima figur yang diseleksi oleh Gerindra untuk diusung di Pilgub Jabar yakni Buhanuddin Abdullah, Agung Suryamal, Mayjen Sudrajat, Enjoy Rizki dan Mulyadi. Mereka menyampaikan visi dan misi di depan pengurus.
Mayjen Sudrajat sudah tak asing lagi di dunia kemiliteran. Sudrajat pernah menjabat posisi penting selama masih aktif menjadi perwira TNI seperti menjabat sebagai Kepala Puspen TNI, Ditjen Strategis Pertahanan dan Dubes RI untuk Tiongkok. (avi/avi)