Saking beratnya, sejak 5 bulan lalu, Yudi tak bisa berjalan. Bahkan untuk sekedar buang air, pria asal Desa Sirnabaya, Kecamatan Telukjambe Timur itu menggunakan pispot. Sejak Senin lalu (4/12), Yudi pun dirawar di RSUD Karawang.
"Apa aja dimakan," kata Yudi dengan nafas tersengal-sengal, saat ditemui detik di ruangan Pangkalan kamar 199, RSUD Karawang Rabu (6/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap mobil lewat, biasanya supir selalu ngasih makanan sisa pesanan kepada satpam. Nih buat makan," ujar Yudi menirukan ucapan satpam.
Foto: Luthfiiana Awaluddin |
Yudi mengaku selalu menyantap makanan pemberian para sopir itu. "Ya dimakan saja. Soalnya enak, ada daging ayam, sapi, ikan dan lainnya. Semuanya saya suka. Enggak ada pantangan," kata Yudi.
Yudi bercerita, setelah bekerja selama setahun sebagai sekuriti, berat badannya mencapai 110 Kg. Ia pun berhenti bekerja pada pertengahan tahun 2016. Sejak saat itu ia pun menganggur.
Di waktu mengganggur, kebiasaan makan Yudi semakin tidak terkontrol. Setiap hari, Yudi menghabiskan waktu dengan menonton TV dan makan. "Setahun itu duduk terus, malas gerak sih dianya. Makanan saja minta diambilkan," ungkap Siti Zaenah (55), ibu kandung Yudi.
Dalam satu tahun, kata Siti, bobot anak keduanya itu bertambah drastis. Bahkan, menurut Siti, berat badan Yudi bertambah hingga 200 Kg. "Sampai anak saya nggak bisa jalan kaki," ungkap Siti.
Hal itu, menurut Siti disebabkan oleh kebiasaan makan Yudi yang berlebihan. Dibanding adik dan kakaknya, Yudi juga paling menonjol dalam urusan makan.
"Kalau masalah makan, dia paling banyak di rumah. Hampir setiap saat mulutnya nggak berhenti ngunyah. Ngemilnya banyak," ungkap Siti.
"Bahkan makanan sodara - sodaranya selalu diminta. Baru selesai makan nasi, makan roti, terus saja makan," Siti Menambahkan.
Tim dokter RSUD Karawang menyatakan Yudi mengalami obesitas ekstrem. Ruhimin, Kasubag Humas RSUD Karawang menyatakan, saat ini, Yudi sedang ditangani oleh dokter spesialis penyakit dalam. "Kita sedang periksa darah pasien, kabar terakhir, kita sedang berupaya mengeluarkan cairan dari dalam perut pasien," kata Ruhimin kepada wartawan.
Kasus obesitas di Karawang bukan kali ini saja. Sebelumnya Arya Permana, bocah 10 tahun yang disebut bocah terberat di dunia dengan berat badan 190 kilogram. Saat ini Arya masih berjuang menurunkan berat badannya. (ern/ern)












































Foto: Luthfiiana Awaluddin