Sekitar dua bulan lalu, Fadil mengaku jadi sasaran penjambret bermotor saat hendak pulang usai jualan kerupuk. "Di Cangkuang (Kecamatan Leles), pas mau pulang jalan kaki, ada aa-aa pakai motor nyamperin. Waktu itu kan jualan bawa tas kecil, buat simpan uang. Enggak lama, aa-aa (pria dewasa) itu ngambil tas sambil maksa," tutur Fadil di rumah kontrakan baru, Desa Karangmulya, Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (5/12/2017).
Baca juga: Bocah Garut Jualan Kerupuk Demi Ibu Berharap Sekolah Lagi
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ditahan pake rancatan (kayu tanggungan). Terus pejambretnya ngagubrag (jatuh)," katanya.
Saat itu, sambung Fadil, warga yang melihat kejadian itu langsung menghampiri dan memukuli pelaku yang beraksi tunggal. Warga mengembalikan tas yang sempat dicuri dan mengantarkan Fadil ke wilayah tempat tinggalnya di Kecamatan Kadungora.
"Uangnya itu buat setoran ke emang (pemilik kerupuk) 120 ribu rupiah, buat Fadil 30 ribu rupiah," ujarnya.
Fadil kemudian melanjutkan ceritanya. Ia mengaku sedih karena gerobak yang sebelumnya dipakai berjualan kini kondisinya rusak.
"Awalnya jualan pakai gerobak, tapi rusak. Bannya kempes sama kayunya ada yang copot," kata Fadil.
Gerobak kecil itu buatan Fadil. Dia mengeluarkan modal Rp 100 ribu untuk membuat gerobak tersebut.
"Kalau pakai gerobak enak tinggal dorong, enggak berat kayak ditanggung," ucapnya.
Baca juga: Bocah Penjual Kerupuk Tak Lagi Tidur di Gubuk Reyot
Meski pernah dijambret, Fadil mengaku tak pernah kapok berjualan. Ia terpaksa menjadi tulang punggung demi ibunya, Heni Rohaeni (36), dan adiknya,Nurlaela Jamilah (3).
"Kan teu (tidak) sekolah. Daripada di imah cicing (di rumah diam) ya mending dagang," kata Fadil.
![]() |
"Jajan seblak kemarin, tapi tangannya tersiram sama air kuahnya. Tapi enggak apa-apa, sebentar lagi juga sembuh," ungkap Heni di tempat yang sama. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini