Kenangan Masa Jaya Komik Lokal di Toko Maranatha yang Legendaris

Kenangan Masa Jaya Komik Lokal di Toko Maranatha yang Legendaris

Tri Ispranoto - detikNews
Senin, 04 Des 2017 20:15 WIB
Foto: Tri Ispranoto
Bandung - Di usianya yang menginjak 46 tahun, Toko Buku Maranatha di Jalan Inggit Ganarsih, Kota Bandung masih tetap setia menjual aneka komik karya anak bangsa.

Banyak kenangan yang tidak bisa dilupakan oleh sang pemilik toko, Herlina (80). Sejak berdiri tahun 1971 toko yang dirintis bersama suaminya, Marcus Hadi (Alm), tidak pernah sepi dari pengunjung.

Baca Juga: Berburu Komik Lawas di Toko Legendaris Maranatha Bandung

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada masa jayanya, Maranatha tidak hanya menjadi toko buku khusus komik. Tapi di tempat ini juga menjadi percetakan yang menghasilkan ribuan judul komik hasil karya komikus lokal.

"Dalam satu hari kita dulu bisa cetak dua ribu eksemplar per satu judul komik. Dan itu semua habis," ujar Herlina saat berbincang dengan detikcom di tokonya, Senin (4/12/2017).

Salah satu komik terlaris saat itu adalah karya Nanang Durahman yang bercerita soal Putri Duyung. Pada awalnya komik tersebut hanya akan dibuat tiga jilid, tapi karena ceritanya yang menyentuh dan banyak membuat pembaca menangis akhirnya dibuat menjadi 10 jilid.

Bahkan kala itu anak-anak yang seusia SD setia menunggu di depan toko saat buku tersebut sedang dalam proses pembuatan dan cetak.

"Anak-anak pada datang ke sini naik sepeda tanya kapan jilid barunya keluar. Akhirnya dibuatlah sampai 10 jilid karena banyak yang nangis. Kami bilang nanti, karena lukisannya baru masuk kalau cerita bersambung," ucapnya.

Tidak hanya anak-anak yang setia menunggu hasil cetak selesai, Herlina juga memutar kembali memorinya saat tokonya ditunggui oleh agen-agen yang berasal dari dalam dan luar Kota Bandung.

"Dulu agen-agen dari Senen (Jakarta) pada tunggu. Padahal itu masih proses potong-potong (cetakan komik). Kalau sudah jadi (komik) mereka ikat sendiri rapiikan sendiri," ucapnya.

Waktu berlalu, kini Maranatha tidak lagi melayani proses cetak komik. Kini di tempat seluas sekitar 7x3 meter itu hanya difungsikan sebagai toko komik sekaligus melayani jasa fotokopi.

Meski begitu untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya, Herlina tetap mencetak komik-komik yang habis terjual di percetakan milik temannya yang lain.

"Kan ada komik berseri seperti Mahabarata itu kalau satu jilid habis, cetak lagi baru biar tetap komplet. Minta tolong cetakin ke percetakan teman," ujar Herlina.
(avi/avi)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads