Pembongkaran lokasi yang sudah ditinggali Deden selama satu tahun itu atas perintah Kapolsek Gunungpuyuh, Resor Sukabumi Kota AKP Kosasih mengaku terenyuh oleh kisah Deden yang hidup sendirian di tempat tersebut.
Tidak hanya dibongkar, rencananya Deden juga akan dibangunkan rumah semi permanen sebagai pengganti pos ronda yang sudah di bongkar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kosasih datang membawa 10 sak semen, rencananya pasir dan material lain akan menyusul mengikuti musyawarah warga.
"Tadi saya dapat informasi jika ada warga bernama Pak Cecep yang akan memberikan lahannya untuk ditinggali oleh Deden. Kalau sudah pasti dimana lokasinya saya bersama warga akan mulai proses pembangunan rencananya semi permanen," lanjutnya.
Cecep Syarif (47) tetangga Deden membenarkan jika kediaman Deden nantinya akan dibangun secara swadaya oleh warga di bantu oleh para dermawan. Rumah Deden nantinya akan berukuran 4x7 meter.
"Alhamdulillah, kepolisian tadi bersedia membantu. Rencananya warga juga akan bergerak membangun, untuk tanah ada milik saya atau tepatnya milik keluarga yang akan kita berikan sebagai pengganti tanah milik Deden yang dulunya berdiri pos ronda. Pembangunan masih menunggu hasil rembukan dengan warga yang lain," kata Cecep.
Sementara menunggu proses pembangunan, Deden akan menempati ruangan kosong milik salah seorang keluarga Cecep. "Sementara kita tempatkan di situ sambil menunggu proses pembangunan," tutupnya.
Kisah tentang Deden bermula tertangkap oleh seorang warganet yang kemudian mendapat ratusan komentar. Tidak banyak yang tahu jika status Deden sebenarnya adalah anak seorang tentara, meskipun Deden sendiri tidak pernah mengenal langsung ayahnya itu.
"Saya banyak dengar cerita tentang bapak dari ibu, karena begitu saya lahir bapak sudah pergi katanya ke daerah Cirebon. Ibu sering cerita kalau bapak itu tentara berpangkat Sersan Mayor (Serma) pas tugas di sini nikah dengan ibu," Cerita Deden kepada detikcom, Senin (4/12/2017).
Status Deden sebagai anak tentara dibenarkan Herdi Effendi (57) paman Deden, Herdi membenarkan jika Karmin ayah dari Deden adalah seorang tentara yang bertugas di Kampung Kebondanas.
"Dulu itu memang ada 6 orang tentara yang bertugas di tempat ini saat program ABRI Masuk Desa (AMD), salah satunya yaitu Pak Karmin menikah dengan Ibu Eem bibi saya atau ibunya Deden. Saat usia kandungan Bu Eem dua bulan, Pak Karmin pergi katanya dinas ke Cirebon," tutur Herdi.
Herdi mengaku sifat Deden memang enggan merepotkan orang lain, dia sendiri berkali-kali mengajak Deden untuk tinggal di rumahnya namun selalu ditolak.
(avi/avi)