Warga Kampung Kebondanas, RT 01 RW 03, Kelurahan Karangtengah, Kota Sukabumi ini kemudian kembali dibuatkan bangunan berukuran 2 x 2 meter persegi mirip Pos Ronda sebagai tempat tinggal sementara.
"Itu saya dan warga yang bangun, karena Pak Deden ini memang orangnya bisa dibilang kurang inisiatif. Saat dibangunkan rumah malah enggak diurus, ada lampu mati aja enggak dia ganti akhirnya lama-lama ambruk, akhirnya saya inisiatif membuat bangunan seukuran pos ronda," cerita Cecep Syarif (47) tetangga Deden kepada detikcom di lokasi, Senin (4/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tawari dia buat tinggal di rumah saya, tapi dia nolak karena alasannya nggak enak. Eh dia malah tiduran di emperan rumah, akhirnya ya itu tadi saya buatkan pos ronda minimal dia enggak kehujanan," lanjut Cecep.
Pasca viralnya kisah tentang Deden, warga kemudian mencari solusi. Deden yang memang sudah memiliki tanah rencananya akan di tukar guling dengan tanah milik Cecep. Lurah Karangtengah, Tonny Slamet membenarkan hal itu.
"Rencananya warga akan di koordinir oleh Pak Cecep tetangga Deden akan dibangunkan rumah kembali di tempat yang baru dan dekat dengan tetangga. Pembangunan secara swadaya dan gotong royong, saya ingin menjelaskan aparat pemerintahan hingga tingkat RT dan RW sebetulnya sudah bergerak dan tidak tinggal diam," jelas Tonny.
Baca Juga: Kisah Anak Tentara di Sukabumi yang Kini Tinggal di Pos Ronda
Seperti diberitakan, Deden Kosasih (45), warga Kampung Kebondanas, RT 01 RW 03, Kelurahan Karangtengah, Kota Sukabumi ini tinggal selama satu tahun di tempat yang mirip pos ronda berukuran 2x2 meter persegi.
Dede mengaku terpaksa tinggal di tempat itu karena masalah keterbatasan ekonomi, sehari-harinya dia bekerja sebagai penjual mainan di sekolah-sekolah.
"Berjualan mainan selama satu tahun, sebelumnya jualan cakue di orang Kampung Situawi Pak Dodin selama 3 tahunan. Karena ada mes saya tinggal di tempat itu," kata Deden di rumah tinggalnya. (avi/avi)