Beruntung, meskipun hanya mengalami kerugian materi tidak ada korban jiwa warga akibat kejadian itu. Bahkan warga tidak larut dalam kepanikan, berkat adanya tim Desa Tanggap Bencana (Destana) hasil bentukan BPBD dan BNPB.
"Ada 30 personil tim yang Alhamdulillah sudah mendapat teori dan petunjuk apa yang harus dilakukan ketika ombak tinggi, semalam kita juga yang melakukan evakuasi terhadap warga yang tinggal di pesisir pantai," kata Supyandi, ketua Destana Desa Citepus, Kecamatan Palabuanratu, di lokasi bencana kepada detikcom, Jumat (1/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada anggota yang mantau kondisi ombak, ketika terus pasang dan meninggi akhirnya kita sisir warga. Setelah kita bujuk akhirnya mau meninggalkan warung dan rumah mereka sambil membawa sebagian harta bendanya," lanjut Supyandi.
Hingga saat ini tercatat ada 61 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak bencana ombak tinggi di pesisir pantai Kebon Kalapa Citepus. Tenda darurat untuk penampungan sudah dipersiapkan tim BPBD, untuk dapur darurat sendiri menunggu lokasi yang tepat.
"Kita dapat 5 tikar, 5 selimut dan 5 dus mi dari BPBD," imbuh Supyandi.
![]() |
Ada beberapa pos yang dijadikan penampungan, rumah panggung, mushala dan rumah-rumah warga. Sementara itu, Dewi Lisnawati bendahara Destana menyebut jika sebagian tim ada yang melakukan penyisiran dan membersihkan puing-puing bangunan pasca terhantam ombak malam tadi.
"Ada satu korban terluka atas nama Pak Adung, dia berada di rumah warung saat ombak datang menyapu. Saat menyelamatkan diri kakinya terkena pecahan kaca, tadi malam kami berkoordinasi dengan Puskesmas yang langsung datang memberikan bantuan," ungkapnya.
Sementara itu Yayah (49) seorang pemilik warung bersyukur bisa berkumpul di lokasi penampungan sementara. Akibat amukan ombak malam tadi 3 kamar mandi, 4 bale dan separuh rumahnya hancur.
"Tadi malam bareng anak dan suami di evakuasi ke tempat ini. Kamar mandi untuk wisatawan hancur, bale-bale juga terseret ombak," lirihnya.
(avi/avi)