Respons Bupati Bandung Soal Perkelahian Bocah SD Hingga Tewas

Respons Bupati Bandung Soal Perkelahian Bocah SD Hingga Tewas

Wisma Putra - detikNews
Senin, 27 Nov 2017 15:23 WIB
pemakaman bocah sd tewas usai berkelahi/Foto: wisma putra
Bandung - Bupati Bandung Dadang M Naser angkat bicara terkait kematian siswa SD di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang tewas usai berkelahi dengan temannya sendiri, Sabtu (25/11) lalu.

"Perkelahian antar siswa yang melibatkan antara seorang individu dan individu yang berkelahi itu lepas dari pengawasan hingga mengakibatkan kecelakaan. Ini menjadi perhatian untuk kita semua," kata Dadang saat ditemui di Gedung Science Centre, Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (27/11/2017).

Menurutnya, perkelahian yang terjadi merupakan dampak negatif digital (era teknologi) dimana game atau permainan bela diri ditiru dan dipraktikkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bimbingan orangtua, pendidikan karakter dan keagamaan harus terus dipantau, jangan sampai kejadian (di) Banjaran terjadi di daerah lain," ujarnya.

Sebagai orang nomor satu di Kabupaten Bandung, Dadang mengimbau kepada dinas terkait untuk tetap melakukan fungsi pengawasan dan lebih aplikatif. Selain itu, kepada guru jika siswanya sibuk bermain jangan sampai pengawasannya dilepas.

"Ada kegiatan ekstra kulikuler guru harus terus memperhatikan. Saya juga pelajari bagaimana anak-anak di Jakarta membuat film dewasa. Itu di lakukan dalam sekolah dan ditonton teman-temannya, jangan sampai terjadi di Kabupaten Bandung," ungkapnya.

Selain itu pihaknya pun merasa kecolongan, pasalnya kejadian itu terjadi tidak jauh dari lingkungan warga sekitar. "Semua merasa kecolongan, padahal di situ banyak orang tapi kejadiannya serba cepat. Saya ingatkan kepada masyarakat jangan sampai ada tawuran antar kampung, antar pelajar dan dieliminir oleh masyarakat. Stop di sini, sudah ada korban," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Bandung Kurnia Agustina menyayangkan kejadian itu. Ia merasa prihatin, karena belum lama dari kejadian itu, ia melakukan sosialisasi tentang pemberdayaan perempuan dan anak.

"Ini betul-betul menjadi pekerjaan rumah untuk kita dan Dinas Pendidikan. Satuan kerja di tingkat kecamatan dan desa harus segera digerakan karena ini isunya sudah semakin parah, apalagi dengan adanya korban yang tewas," ujarnya.

Kedepannya P2TP2A akan masuk ke sekolah dengan menggulirkan program 'P2TP2A Go To School' dan 'P2TP2A Go To Pesantren'. Dengan adanya kejadian ini ia berharap menjadi pelajaran penting kepada seluruh pihak, dengan menciptakan kondusifitas dari guru-guru kepada murid-muridnya.

"Kasus perkelahian siswa sekolah hingga meninggal jarang sekali. Ini subhanallah dilakukan (pelajar) di tataran SD. Ini satu tanda tanya besar, terinveksi dari mana, meniru dari mana, mengapa terpicu emosinya?" ujar Nia sapaan karib Kurnia Agustina.

Baca Juga: Siswa SD di Kabupaten Bandung Tewas Usai Berkelahi dengan Teman

Nia menjelaskan, peran keluarga tidak dapat dianggap remeh. Nia mengakui jika keluarga merupakan benteng pertama untuk memperkuat akidah dan mental anak.

"Kita harus bijak menyikapi permasalahan ini. Kami juga akan melakukan pembinaan terhadap pelaku yang dikhawatirkan jika permasalahan ini terus diekspos tanpa memberikan pembinaan atau solusi khawatir anak ini sangat depresi," pungkasnya. (avi/avi)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads