Tepat di belakangnya, tiga orang membawa gong yang usianya ratusan tahun. Lalau disusul dengan barisan abdi dalam yang membawa perlengkapan alat musik gamelan. Puluhan abdi dalam itu mulai berjalan dari Bangsal Ukiran menuju Langgar Keraton Kanoman Cirebon.
Empat gong itu bernama Gong Sekati. Ratusan masyarakat menyaksikan ritual sakral tersebut. Satu persatu Gong Sekati diguyur air kembang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tradisi Nyiram Gong Sekati merupakan rangkaian dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad. "Gamelan Sekati ini peninggalan Sang Hyang Bango yang untuk Pangeran Cakrabuana. Kemudian diteruskan oleh Wali Songo. Di Cirebon, Sunan Gunung Jati itu megangnya gong. Ya Gong Sekati ini," kata Rokhim saat ditemui detikcom di Keraton Kanoman, Cirebon, Jawa Barat, Senin (27/11/2017).
![]() |
"Orang mengandung kan setiap bulan ketujuh dimandikan atau disiram, kita hitungannya seperti itu. Pas tanggal delapan, nanti sore itu sudah masuk tanggal delapan. Kita akan bunyikan gamelannya di Siti Tinggil. Kita juga marhabanan di Langgar," ujar Rokhim.
Gong Sekati diakui Rokhim memiliki usia ratusan tahun. Secara keseluruhan, ia menjelaskan, gamelan tersebut peninggalan Kerajaan Mataram.
"Di Keraton Kanoman hanya gong saja. Pemainnya itu orang-orang pilihan, biasanya jodoh-jodohan atau cocok-cocokan. Turun temurun, saya sempat belajar tapi tidak bisa-bisa. Latihannya itu dimulai sejak tanggal satu hingga enam Mulud," tutur Rokhim.
Saksikan video Ritual Nyiram Gong Sekati di sini:
Tonton juga video lainnya di 20detik! (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini