Mengintip Ritual Sakral Nyiram Gong Sekati di Cirebon

Mengintip Ritual Sakral Nyiram Gong Sekati di Cirebon

Sudirman Wamad - detikNews
Senin, 27 Nov 2017 12:48 WIB
Ritual saklral menyiram Gong Sekati di Cirebon. (Foto: Sudirman Wamad/detikcom)
Cirebon - Puluhan abdi dalam Keraton Kanoman Cirebon berjalan iring-iringan. Di barisan paling depan, salah seorang abdi dalam membawa kemenyan yang aromanya menusuk hidung.

Tepat di belakangnya, tiga orang membawa gong yang usianya ratusan tahun. Lalau disusul dengan barisan abdi dalam yang membawa perlengkapan alat musik gamelan. Puluhan abdi dalam itu mulai berjalan dari Bangsal Ukiran menuju Langgar Keraton Kanoman Cirebon.

Empat gong itu bernama Gong Sekati. Ratusan masyarakat menyaksikan ritual sakral tersebut. Satu persatu Gong Sekati diguyur air kembang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usai dimandikan, Gong Sekati dan sejumlah alat musik gamelan, seperti bonang dan lainnya, digosok dengan abu dari batu bata dan serabut kelapa. Pangeran Kumisi Keraton Kanoman Muhammad Rokhim mengatakan tradisi bertajuk Nyiram Gong Sekati merupakan ritual tahunan yang dilakukan keraton setiap tanggal 7 Mulud dalam kalender Jawa.

Tradisi Nyiram Gong Sekati merupakan rangkaian dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad. "Gamelan Sekati ini peninggalan Sang Hyang Bango yang untuk Pangeran Cakrabuana. Kemudian diteruskan oleh Wali Songo. Di Cirebon, Sunan Gunung Jati itu megangnya gong. Ya Gong Sekati ini," kata Rokhim saat ditemui detikcom di Keraton Kanoman, Cirebon, Jawa Barat, Senin (27/11/2017).
Mengintip Ritual Sakral Siram Gong Sekati di CirebonGong Sekati yang dikeramatkan ini digosok dengan abu dari batu bata dan serabut kelapa usai dimandikan. (Foto: Sudirman Wamad/detikcom)
Rokhim mengatakan Gong Sekati digunakan para wali untuk menyebarkan agama Islam. Keraton Kanoman sengaja memilih tanggal 7 bulan Mulud sebagai waktu untuk memandikan gong. Karena disesuaikan dengan kelahiran Nabi Muhammad.

"Orang mengandung kan setiap bulan ketujuh dimandikan atau disiram, kita hitungannya seperti itu. Pas tanggal delapan, nanti sore itu sudah masuk tanggal delapan. Kita akan bunyikan gamelannya di Siti Tinggil. Kita juga marhabanan di Langgar," ujar Rokhim.

Gong Sekati diakui Rokhim memiliki usia ratusan tahun. Secara keseluruhan, ia menjelaskan, gamelan tersebut peninggalan Kerajaan Mataram.

"Di Keraton Kanoman hanya gong saja. Pemainnya itu orang-orang pilihan, biasanya jodoh-jodohan atau cocok-cocokan. Turun temurun, saya sempat belajar tapi tidak bisa-bisa. Latihannya itu dimulai sejak tanggal satu hingga enam Mulud," tutur Rokhim.

Saksikan video Ritual Nyiram Gong Sekati di sini:

[Gambas:Video 20detik]

Tonton juga video lainnya di 20detik! (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads