Dalam pesan yang diterima detikcom pada Minggu (26/11/2017), pesan tersebut berisi empat tautan soal kondisi Citarum. Tiga tautan berisi artikel dan satu lainnya berisi video. Isinya semua menggambarkan soal pencemaran di Sungai Citarum yang sudah parah.
Selain itu, tertulis ajakan langsung untuk menjaga sungai Citarum dalam pesan itu. Adapun pesan itu tertulis :
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
SETELAH MEMBACA dan MENONTON LINK KLIP VIDEO YANG KAMI LAMPIRKAN DIATAS, AGAR MENJAWAB PERTANYAAN YANG DILONTARKAN PANGDAM III/SLW dibawah ini :
*Apakah kita "MASIH MAU HIDUP" di tengah tumpukan sampah dan dikelilingi limbah industri ?*... (jawaban di share di grup ini)
*sebarkan kepada seluruh grup di handphone anda*
*BERSAMA SINGSINGKAN LENGAN BAJU MELINDUNGI EKOSISTEM CITARUM !!!," tulis pesan tersebut.
Dikonfirmasi via sambungan telepon, Kapendam Siliwangi Letkol Desi Ariyanto membenarkan adanya pesan tersebut. Menurutnya, pesan itu berasal dari Pangdam Siliwangi Mayjen Doni Monardo yang kini tengah serius menyoroti persoalan limbah Citarum.
"Itu sebenarnya video dan artikel lama yang dikumpulkan dari para pegiat sungai Citarum. Tapi beliau (Pangdam) baru melihat dan kaget sampai segila ini. Makanya beliau mengajak seluruh Dansat menyebarkan video itu supaya minimal masyarakat atau pemilik pabrik mengubah mindsetnya," ucap Desi.
Kotornya sungai Citarum memang menjadi sorotan eks Pangdam Pattimura tersebut. Sebab kondisi sungai yang kotor, berdampak bagi kelangsungan hidup masyarakat.
"Air sungai itu dipakai untuk makan, cuci piring dan baju. Lalu dipakai bermain oleh anak-anak kecil," tuturnya.
Tak hanya untuk kelangsungan hidup masyarakat Jawa Barat. Desi menuturkan, sungai yang memiliki panjang 260 kilometer itu juga digunakan untuk kebutuhan sehari-hari warga ibu kota DKI Jakarta. Sebab, posisi Jabar berada tepat di sebelah Jakarta.
"Malahan bukan hanya warga Jawa Barat saja, 80 persen air sungai Citarum juga digunakan untuk kehidupan warga Jakarta. Bayangkan kehidupan menggunakan sungai yang kotor," kata Desi.
Komitmen menangani persoalan kotornya sungai Citarum ini termasuk dalam tugas pokok aparat TNI. Dalam delapan poin wajib TNI, kata Desi, disebutkan bahwa prajurit TNI wajib menjadi contoh dan mempelopori penanganan kesulitan masyarakat.
"Hal ini juga berdampak langsung bagi ketahanan nasional. Kalau dibiarkan, masyarakat makan racun, sakit lalu mati. Kalau sudah mati, jangan ngomong ketahanan nasional," katanya.
Selain kepada Dansat TNI, kata Desi, Pangdam juga mengajak masyarakat untuk menyebarkan tautan tersebut. Sehingga Masyarakat sadar akan pentingnya sungai Citarum. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini