Pantauan detikcom, Sabtu (25/11/2017) prarekonstruksi dilakukan di Lapangan SDN Ciapus 2 Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Prarekonstruksi itu dilakukan untuk mengetahui motif perkelahian korban dan pelaku. Duel antara AM siswa kelas 5 SDN Ciapus 2 dan AR siswa SDN Mekarjaya terjadi saat berlangsungnya perlombaan senam Hari Guru yang dilaksanakan di SDN Ciapus 2 Banjaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai membuat korban tersungkur, AR pergi meninggalkan lapangan. Sementara korban dikerumuni oleh teman-temannya sudah dalam kondisi pingsan.
Mengetahui korban pingsan, tubuh AM dipangku oleh petugas sekolah ke lantai kelas untuk dilakukan penanganan pertama. Takut terjadi apa-apa, pihak sekolah pun memboyong korban ke rumah sakit. Namun malang, AM tewas saat di perjalanan.
Motif perkelahian itu didasari oleh permasalahan sepele. "Untuk motifnya setelah saya tanya, korban menyetel motor bising dan mengganggu pelaku," kata Kapolsek Banjaran Kompol Susianti Rachmi usai pra rekontruksi.
Menurut Susi, untuk kasus perkelahian anak di bawah umur, itu bisa terjadi secara tidak sadar. "Di luar kesadaran karena anak sekecil itu tidak mungkin melakukan hal seperti itu," ujar Susi.
Sementara itu, penjaga sekolah Asep Aji (44) mengatakan, korban pingsan dan dibawa ke teras kelas untuk dilakukan penanganan pertama
"Korban langsung di bawa ke rumah sakit, setelah di rumah sakit langsung meninggal," kaya Asep.
Asep menuturkan AR merupakan sosok anak yang baik dan aktif. Hubungan Asep dengan korban sangat dekat karena AR merupakan salah satu murid di perguruan silatnya.
"Saya tidak percaya dengan kejadian ini, saya mengenal kedua anak itu baik," ujarnya.
Saat ini AM sudah dimakamkan. Orang tua, keluarga, teman dan tetangga menangis saat melepas AM ke peristirahatan terakhirnya di TPU Penclut yang berada di Kampung Cibaribis 01/03, Desa Mekarjaya, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Jasad AM dikebumikan, Sabtu (26/11/2017) sore, usai Polisi melaksanakan prarekonstruksi di Lapangan SDN 2 Ciapus Banjaran.
"Untuk pihak Keluarga sampai saat ini betul-betul sudah pasrah dan saya juga sudah menyampaikan bahwa untuk masalah ini kalau diproses harus diautopsi, tetapi memang keluarga sudah ikhkas, menganggap (kejadian) sebagai musibah, dan menolak di autopsi" kata Susi.
Dari informasi yang dihimpun detikcom, AM merupakan anak pertama dari dua bersaudara yang dilahirkan pasangan Arman dan Lilis, sedangkan adiknya bernama Lutfi (belum sekolah).
Di mata warga sekitar, AM anaknya baik dan pandai beribadah di masjid dekat rumahnya. "Anaknya suka azan magrib di masjid. Soleh, pokoknya ada nilai plus. Saya kaget banget (mendengar kabar kematian), terakhir hari kemarin dia azan ashar setelah pulang ngaji," kata Kepala Dusun, Wawan, kepada detikcom.
Menurut Wawan, pada 17 Agustus lalu, AM berhasil memenangkan perlombaan adzan di kampungnya. "AM dalam bidang keagamaannya menonjol sekali dan anaknya juga tidak pernah berulah," pungkasnya. (avi/avi)