Ketua KPU Kabupaten Cirebon Saefudin Jazuli mengatakan Pilkada bukanlah soal ritual atau pesta demokrasi rakyat saja. Tapi, sambung dia, harus dimaknai sebagai wahana untuk kedaulatan rakyat.
"Peluncuran ini menunjukkan bahwa kita sudah memulai Pilkada serentak. KPU Cirebon siap untuk berlari, siap melaksanakan Pilkada," ujar Saefudin usai Peluncuran Pilbup Cirebon di Hotel Aston Cirebon, Jawa Barat, Rabu (22/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini yang intens komunikasi ada dua orang, yang berpotensi ya. Untuk independen syarat minimal 113.111 dukungan dan tersebar di 21 kecamatan di Cirebon," tuturnya.
Saefudin mengatakan pada Pilkada nanti KPU Cirebon bakal melibatkan 1.272 petugas PPS, 200 petugas PPK, dan jumlah TPS sebanyak 3.650. Saat ini, menurut dia, yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi KPU Cirebon ialah angka partisipasi pemilih. Untuk Kabupaten Cirebon, ia melanjutkan, menduduki peringkat kedua dari bawah di Jawa Barat terkait partisipasi pemilih.
"Pilbup 2013 lalu itu 52,41 persen pada putaran pertama dan diputaran dua hanya 46,29 persen. Target kita Pilkada nanti 77,5 persen. Untuk peningkatan partisipasi ini perlu adanya persan serta masyarakat," ujar Saefudin.
Divisi SDM dan Partisipasi Masyarakat KPU Jawa Barat Nina Yuningsih mengatakan partisipasi pemilih di Kabupaten Cirebon terbilang rendah. "Posisinya kedua, tapi paling bawah. Angkanya hanya 52 persenan," ucapnya.
Menurut dia, peningkatan angka partisipasi pemilih itu menjadi pekerjaan rumah bersama dan tantangan bagi KPU Kabupaten Cirebon. Nina menuturkan banyak faktor yang membuat masyarakat enggan untuk datang ke TPS, salah satunya calon yang maju menjadi kepala daerah tak memiliki daya tarik.
Sehingga, lanjut Nani, masyarakat tidak tergugah untuk mencoblos. "Semakin menarik para calon, tentunya akan membuat masyarakat semangat datang ke TPS. Selain itu, pengetahuan tentang Pilkada bagi pemilih juga sangat penting. Jangan sampai masyarakat datang karena dimobilisasi oleh calon, harus kesadaran sendiri," tutur Nina. (bbn/bbn)