Tawaran tersebut ditolak oleh pemilik rumah. Hal itu seperti yang disampaikan Mbah Soleh penunggu rumah tua yang dikenal sebagai Gedongan Jin. Mbah Soleh menceritakan Gedongan Jin sempat dilirik oleh salah satu keluarga keraton di Cirebon.
"Iya pernah ditawar Rp500 jutaan. Tapi ditolak sama mertua saya, Bu Kapsah. Mertua saya waktu itu mintanya Rp1 miliar," kata Soleh saat ditemui detikcom di Gedongan Jin, Jumat (17/11/2017).
![]() |
Dikatakan Soleh, saat itu pihak keraton tertarik untuk membeli Gedongan Jin lantaran ada beberapa kemiripan, seperti bentuk bangunan kamar dan bak mandi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soleh mengatakan luas lahan Gedongan Jin sekitar 1.000 meter dengan bangunan seluar 15x10 meter. Bangunan Gedongan Jin berisi empat kamar. Selain ditaksir pihak keraton, diakui Soleh, kayu jati yang ada di Gedongan Jin juga sempat ditaksir oleh orang Yogjakarta.
"Waktu itu juga ada orang Yogjakarta nawar kayu jati yang ada pakai untuk jendela sama pintu ini. Dia nawar sekitar Rp60 juta. Tapi tetap kami menolak," ucapnya.
Seperti diketahui, masyarakat Desa Setu Wetan menyebut rumah tua itu sebagai Gedongan Jin, tempat di mana para jin berkumpul. Rumah milik Kapsah yang diwariskan ke anak perempuannya, yakni almarhum Fatimah itu selalu menjadi perbincangan masyarakat Setu Wetan.
Rumah itu kini dirawat oleh suami dari Fatimah, yakni Soleh yang merupakan mertua dari Kapsah. Bangunan rumah tersebut memang nampak berbeda dengan bangunan rumah lainnya yang berada di sekitarnya. Halamannya luas. Rumah tua itu didominasi oleh warna hijau.
Jendela dan pintunya terbuat dari kayu jati. Gedongan Jin memiliki empat kamar. Halaman belakang rumahnya pun luas. Di dalamnya seperti tak terurus. Lantai terbuat dari batu. Persis bangunan peninggalan kolonial. (avi/avi)