RSHS Bandung Rawat Bayi Kembar Siam Dempet Perut dan Pinggul

RSHS Bandung Rawat Bayi Kembar Siam Dempet Perut dan Pinggul

Mukhlis Dinillah - detikNews
Selasa, 14 Nov 2017 14:28 WIB
RSHS Bandung Rawat Bayi Kembar Siam Dempet Perut dan Pinggul
bayi kenbar siam Foto: Mukhlis Dinillah
Bandung - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) tengah merawat bayi kembar siam dempet perut dan pinggul. Bayi kembar siam berjenis kelamin laki-laki tersebut hanya memiliki dua kaki dan satu anus.

Anak ketiga dan keempat dari pasangan Agus Priyanto (47) dan Mariah (39) lahir di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (10/11/2017). Sehari berselang bayi kembar siam itu dirujuk ke RSHS Bandung.

Ketua tim dokter penanganan bayi kembar siam RSHS Sjarif Hidayat menuturkan kondisi kesehatan bayi siam ini berbeda. Sang kakak secara umum kondisi vitalnya baik, sementara adiknya kritis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bayi pertama (kakak) relatif lebih baik dari kembarannya. Bayi kecilnya (adiknya) ada beberapa organ vital tidak dipunyai, dan tidak sempurna," kata Sjarif kepada wartawan di RSHS, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Selasa (14/11/2017).

Ia menuturkan bayi kembar siam berusia empat hari ini berbobot 3,75 kilogram. Sang kakak memiliki bobot lebih besar dua kali lipat dari adiknya. Selain itu, sambung dia, kondisinya jauh lebih baik dari kembarannya.

"Bayi besar (kakak) jantung, paru-paru, saluran pencernaan dan kemih bagus. Sementara adiknya tanda vital ada kelainan jantung cukup berat dan paru-parunya tidak terbentuk dengan baik," tutur ungkap dia.

Menurutnya dengan kondisi saat ini, sang adik kemungkinan peluang hidupnya kecil walaupun berhasil dipisahkan nantinya. Selain itu, sambung dia, kedua bayi itu hanya memiliki masing-masing satu kaki.

"Kaki mereka hanya dua, satu ada di kakak dan satu di adiknya. Sang adik tidak punya anus, jadi kemungkinan hidup jauh lebih kecil dibanding sebelahnya (kakaknya)," kata Sjarif.

Dia menjelaskan penanganan saat ini dari tim dokter RSHS yaitu memberikan asupan nutrisi protein, lemak melalui infus. Selain itu, sambung dia, masih mendapatkan bantuan alat pernafasan.

"Kalau bayi besar (kakak) stabil, kalau bayi kecil (adik) kurang baik. Bayi yang lebih kecil bisa dikatakan dalam kondisi kritis," ujar Sjarif. (avi/avi)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads