Namanya Kampung Tegalan. Kampung ini masuk wilayah Desa Jamblang, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Hampir setiap rumah di kampung tersebut memproduksi terompet tahun baru. Sepanjang jalan utama kampung tersebut dihiasi aneka warna dan model terompet yang digantung di depan rumah para perajin.
Seperti yang dilakukan Mulyono, salah seorang perajin terompet tahun baru. Mulyono mengatakan warga Kampung Tegalan mulai disibukkan dengan pembuatan kerangka terompet sejak awal tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasca pembuatan kerangka terompet, sambungnya, di bulan November ini para perajin terompet mulai sibuk membuat model atau perakitan dan finishing. Perajin terompet sengaja memulai produksi sejak awal tahun demi mengantisipasi membeludaknya penjualan terompet jelang pergantian tahun.
![]() |
Mulyono memproduksi aneka ragam model terompet, seperti bentuk naga, reog, kupu-kupu, kuda, gitar, dan lainnya. Diakui Mulyono, terompet model naga paling banyak diminati. Mulyono memanfaatkan limbah karet dari produksi sandal untuk membuat model terompet.
Lebih lanjut, Mulyono mengaku peminat terompet buatannya tak hanya di Pulau Jawa. Tahun ini terompet buatannya didistribusikan juga ke Papua, Kalimantan, Bangka Belitung, dan lainnya.
"Minggu kemarin ada yang dari Papua. Kalau Papua biasanya model reog, selain Papua kita juga sudah kirim ke Jakarta," ucapnya.
Dibandingkan dengan tahun lalu, diakui Mulyono pada tahun ini ada peningkatan jumlah produksi terompet. Tahun ini dirinya memproduksi terompet sekitar 14.000 terompet. "Rata-rata per rumah itu produksinya dari 6.000 sampai 14.000 terompet. Tahun sekarang kita mulai membuat sejak bulan Februari, tahun kemarin sih sejak bulan Juni," ucapnya.
![]() |
Perajin lainnya, Dedi Riyanto, menyebut tahun ini telah memproduksi tujuh ribu terompet. Ia mendistribusikan juga ke luar Jawa.
"Dua ribu terompet saya kirim ke Kalimantan dan Papua. Biasanya mereka mengambil dari rumah-rumah para perajin. Ada bosnya yang ke sini," kata Dedi.
Tahun ini lebih banyak model terompet karena untuk meningkatkan minat para pembeli. Produksi dan pesanan, sambung Dedi, mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun sebelumnya.
"Naik sekitar seribu hingga dua ribu terompet. Alhamdulillah, semoga saja terus naik peminatnya. Sekarang ada model baru, reog sama barongsai," ucap Dedi. (bbn/bbn)