Ujang Wahyudin (51) teman korban yang pertama kali menemukan jenazah menyebut batu berukuran sebesar kepalan tangan itu tergeletak di bawah kaki korban. Diduga batu itu yang memecahkan kaca depan mobil korban.
"Ada batu seukuran gini (menunjukkan kepalan tangan) di bawah kaki korban, batunya tergeletak dan sudah diambil oleh polisi untuk dijadikan barang bukti," tutur Ujang kepada detikcom di Jalan Palabuhan II.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, melalui pesan singkatnya Kabidhumas Polda Jawa Barat, Kombes (Pol) Yusri Yunus membenarkan adanya temuan batu itu. "Hasil identifikasi sementara di TKP bahwa korban sudah dalam keadaan meninggal dunia terbaring di jok penumpang dalam keadaan luka pada bagian dada serta ditemukan barang bukti berupa 1 bongkahan batu di bawah setir berikut kondisi kaca depan angkutan umum dalam keadaan pecah," tulis Yusri.
Yusri juga menjelaskan jika kondisi mobil Angkot korban dalam keadaan terparkir melintang di badan jalan, lampu mobil masih dalam keadaan menyala.
"Diduga korban meninggal karena adanya tindak kekerasan karena lemparan batu yang mengenai bagian dada korban," sambung Yusri.
Seperti diberitakan, sopir Angkutan Kota (Angkot) jurusan Terminal Lembursitu-Pasundan, Kota Sukabumi Jawa Barat ditemukan tewas misterius di Jalan Palabuhan II, Rabu (8/11/2017) pagi tadi. Posisi korban menelungkup ke arah kursi penumpang bersimbah darah.
Informasi yang diperoleh detikcom, korban diketahui bernama Pepeng (50) alias Kampeng, tinggal di Selagedang, Kelurahan/Kecamatan Lembursitu. Posisi korban pertama kali diketahui oleh Ujang Wahyudin (51) temannya.
(avi/avi)