Pria itu bernama Wahab Syahrudin (45) atau karib disapa Udin yang merupakan warga Kampung Lamajang Peuntas 06/02, Desa Citereup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.
Baca Juga: Viral! Pria Dijuluki 'Mick Jagger' Atur Lalin di Bandung
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengatur lalin yang cukup padat dengan lincahnya Udin berjalan maju, mundur dan menyamping mengatur kendaraan dari ketiga arah di jalan itu.
"Saya menjadi tukan parkir disini (persimpangan Dayeuhkolot) sudah sejak tahun 2011," kata Udin kepada detikcom.
Karena gaya-gayanya yang nyentrik, para pengguna jalan menyamakan gaya yang Udin lakukan dengan gerakan Michael Jackson. Karena Udin kerap meliuk-liukan tubuhnya di tengah kendaraan yang sedang diaturnya.
Tidak hanya itu, gaya pakaian yang dikenakan oleh Udin seperti juga seperti layaknya Mick Jagger, itu dilihat dari rambutnya yang sedikit gondrong, menggunakan topi putih, separu kets putih dan mengenakan pakaian gaya jaman 70-an.
"Gaya yang saya lakukan itu spontan, tidak niru-niru dan terjadi secara tidak sengaja," ujar Udin.
Udin mengungkapkan, gaya spontan yang dilakukannya itu berfungsi untuk mengatur lalin dengan cepat dan menghindari jika ada pengguna jalan yang melintas sembarangan.
"Harus cepat, lincah dan harus bisa meliuk-liuk, pasalnya kalau tidak seperti itu susah mengatur lalinnya, banyak motor yang mengebut apalagi yang menjalankannya anak kecil," ungkap Udin.
![]() |
Udin menuturkan setiap harinya ia menjadi juru parkir di persimpangan jalan tersebut selama dua jam dari pukul 07.00-09.00 WIB. "Dua jam, jaga berdua sama temen bernama Natalis. Sehari hanya sekali saja soalnya giliran sama yang lain juga," tuturnya.
Selain lincah, Udin juga memiliki sikap yang tegas sebagai juru parkir di persimpangan jalan tersebut. Pasalnya tak jarang ada angkot yang mengetem di dekat persimpangan jalan itu dan menyendat arus lalin. "Saya suka suruh maju soalnya bikin macet," ujarnya.
Ia menambahkan, uang hasil parkir tersebut dikumpulkan untuk membiayai dua anaknya dan salah satunya masih ada anak yang masih duduk di kelas satu SMA di Banjaran.
"Saya sudah biasa mencari nafkah sebagai juru parkir di jalan itu, dalam sehari busa dapat Rp100 ribu tapi tidak tentu terga, tung ramainya jalan saja," ucapnya. (avi/avi)