Warga Talaga Majalengka Gelar Tradisi Cuci Benda Pusaka

Warga Talaga Majalengka Gelar Tradisi Cuci Benda Pusaka

Sudirman Wamad - detikNews
Senin, 06 Nov 2017 16:25 WIB
Tradisi nyiramkeun merupakan kegiatan tahunan masyarakat Talaga Majalengka. (Foto: dok. Polres Majalengka)
Majalengka - Warga Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, menggelar tradisi nyiramkeun atau pencucian benda pusaka peninggalan Kerajaan Talaga Manggung. Tradisi nyiramkeun merupakan kegiatan tahunan masyarakat Talaga dalam melestarikan benda peninggalan sejarah kerajaan yang diinisiasi Yayasan Talaga Manggung.

Tradisi sarat nilai-nilai kearifan lokal itu berlangsung setiap hari Senin pada Bulan Safar. Polsek Talaga Polres Majalengka mengerahkan personelnya untuk mengamankan pelaksanaan tradisi tahunan itu di Museum Talaga Manggung, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Senin (6/11/2017).

"Kita lakukan pengamanan, ini merupakan kekayaan budaya dan kearifan lokal masyarakat Talaga. Air yang digunakan diambil langsung oleh juri kunci dari sembilan mata air itu dengan menggunakan tempat yang terbuat bambu kuning," kata Kapolsek Talaga, AKP Eko Susilo dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom.
Warga Talaga Majalengka Gelar Tradisi Cuci Benda PusakaTradisi nyiramkeun atau pencucian benda pusaka peninggalan Kerajaan Talaga Manggung. (Foto: dok. Polres Majalengka)
Air digunakan pada acara membersihkan benda pusaka di antaranya tombak, pedang, golok dan keris ini diambil dari sembilan sumber mata air atau Ci Nyusu. Eko menyebut mata air tersebut berada Gunung Bitung, Situ Sangiang, Wanaperih, Lemah Abang, Ciburuy, Regasari, Cikiray, Cicamas, dan Nunuk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sumber mata air ini berada dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Talaga Manggung ketika itu. Kerajaan ini, dalam sejarahnya merupakan cikal bakal Kabupaten Majalengka," kata Eko.

Kisah sejarah Kerajaan Talaga Manggung sebagai cikal bakal Kabupaten Majalengka itu diriwayatkan dalam tulisan sejarah yang ada di Kerajaan Talaga Manggung. Singkatnya, Kabupaten Sindangkasih dan Rajagaluh melebur menjadi Kabupaten Maja pada 1819. Di tahun 1840 Kabupaten Maja berubah nama menjadi Majalengka.

Dalam tradisi nyiramkeun itu dihadiri pula sejumlah raja yang tergabung dalam Forum raja-raja se-Nusantara, Jajaran Muspida Kabupaten Majalengka, komunitas-komunitas kemasyarakatan, dan berbagai elemen masyarakat. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads