Pertemuan Emil dengan perwakilan warga RW 11, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, itu berlangsung di Aula Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Bandung, Senin (6/11/2017). Warga melemparkan pertanyaan dan pernyataan seputar alasan menolak pembangunan rumah deret kepada Emil.
Baca juga: Tepati Janji, Ridwan Kamil Bertemu Warga Gusuran Rumah Deret
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang juga arsitek lulusan ITB itu kemudian meminta seorang lansia wanita bernama Uum yang berada di depannya untuk maju menghampirinya. Lalu lansia berbaju hijau itu diminta untuk duduk di sebuah kursi lipat yang sebelumnya sudah disediakan.
"Ibu sedang duduk di sebuah kursi yang reyot. Ibu Uum akan saya akan pindahkan ke kursi yang nyaman sebagai pengganti kursi reyot," ujar Emil.
Kursi reyot tersebut merupakan ilustrasi Emil bagi rumah yang kini ditempati warga di RW 11. Sementara kursi nyaman ialah perumpamaan rumah deret yang nantinya dibangun dan ditempati warga.
"Saya jadi Deddy Corbuzier, disulap jreng, jadi kursi nyaman. Maka ibu, punten pindah heula ka dieu korsina (maaf pindah dulu ke sini kursinya) masih nyaman, masih layak. Antosan sakeudapnya ku saya bade digentos heula korsina (tunggu sebentar sama saya mau diganti kursinya). Ibu nunggu, setelah selesai pindah ka situ (ke kursi nyaman)," tutur Emil menggunakan bahasa Sunda.
Usai menjelaskan pembangunan dengan ilustrasi tersebut, Emil mengungkapkan apa yang dilakukan Pemkot Bandung bukanlah sebuah penggusuran. "Kalau menggusur, ibu tatih di dieu (ibu berdiri di sini). Nah begini menggusur. Saya menggusur dari kursi yang jelek, tidak diurus, diantep (dibiarkan) ini namanya digusur. Tidak diberi solusi," ujarnya.
![]() |
"Saya sebagai wali kota sayang sama ibu bapak. Sekarang terjadi ini hanyalah miss komunikasi, beda penafsiran," kata Emil.
Usai memberikan penjelasan dengan ilustrasi tersebut Emil dan Uun kembali ke tempatnya masing-masing. (bbn/bbn)