OM terlihat agak kikuk melihat kedatangan wartawan. Dia meminta awak media mendatangi kantor Polsek Citamiang yang memasang garis polisi.
"Begini kang, saya sudah berjualan bubur bukan kemarin atau hari ini saja. Saya sudah lama berjualan, lagi pula kemarin itu saya buat 3 liter untuk 100 mangkuk bubur. Sementara yang mengalami kejadian itu (keracunan) hanya beberapa saja," tutur OM di kediamannya, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Senin (6/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
OM tak banyak bicara. Ia tergesa-gesa sambil menutup pintu rumah dan menguncinya.
"Saya ada urusan dulu sebentar, mohon maaf," katanya.
Sejumlah warga membenarkan OM sudah berjualan bubur selama puluhan tahun. Rahman (34), warga setempat, menduga peristiwa keracunan yang dialami warga akibat ayam yang bercampur dengan bubur.
"Semua yang keracunan kemarin adalah yang mencampur ayam dalam buburnya. Ada yang bilang rasanya memang kurang enak (daging ayam). Soalnya ada yang makan bubur tapi enggak pakai ayam sehat-sehat saja, enggak keracunan," ucap Rahman.
Warga lainnya, Fitriana (26), mengaku satu keluarganya terpaksa menjalani perawatan setelah mengkonsumsi bubur yang dijual OM.
"Saya suapin anak saya dan keponakan. Suami saya dan ibu juga ikut makan bubur ayam. Mereka semua keracunan setelah makan. Tapi setelah mendapat perawatan sudah diperbolehkan pulang," tutur Fitriana.
Baca juga: Pemkot Sukabumi Biayai Pengobatan Warga Keracunan Bubur Ayam
Fitriana mengaku sudah lama langganan bubur ke OM, namun peristiwa keracunan baru kali ini terjadi. "Saya nggak mau nerka-nerka penyebabnya apa, tahunya yang kemarin makan bubur keracunan semua. Tapi memang ada warga bilang yang keracunan itu yang makannya pakai daging ayam," ujar Fitriana.
Peristiwa keracunan tersebut diselidiki Polsek Citamiang. Pemkot Sukabumi memanggung biaya pengobatan warganya yang dirawat di rumah sakit akibat kejadian tersebut. (bbn/bbn)