Geliat Warga Karawang Memancing di Puing Desa Abrasi

Geliat Warga Karawang Memancing di Puing Desa Abrasi

Luthfiana Awaluddin - detikNews
Senin, 06 Nov 2017 10:10 WIB
Asid Supardi dan kawannya saat memancing di reruntuhan rumah. (Foto: Luthfiana Awaluddin/detikcom)
Karawang - Puing-puing bangunan masih jadi pemandangan dominan di Pantai Pisangan, Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Namun geliat kehidupan masih nampak di sana. Siapa sangka, meski terdampak abrasi, Cemarajaya sering didatangi pemancing.

Di bulan Oktober hingga November ini, orang - orang menenteng joran jadi pemandangan lumrah di akhir pekan. Seperti pada Minggu pagi (5/11) kemarin, detikcom melihat banyak pemancing berseliweran di bibir Pantai Pisangan.

Asid Supardi misalnya, bersama seorang kawan, ia memancing di reruntuhan rumah area desa abrasi tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai penggila mancing, Asid hafal betul saat ini sedang musim daya laut. Berlangsung sekitar Oktober hingga November, musim daya laut dikenal sebagai waktu yang tepat untuk memancing. Pada musim ini, cuaca di laut sangat bersahabat. Selain ombak lagi tenang, angin relatif tidak terlalu kencang.

"Di musim ini, biasanya sejumlah ikan sedang banyak. Kadang saya dapat kakap, kerapu dan lainnya," ujar Asid saat ditemui detikcom di reruntuhan rumah, kawasan Pantai Pisangan.
Geliat Warga Karawang Memancing di Puing Desa AbrasiPemukiman yang tergerus air laut di Desa Cemarajaya. (Foto: Luthfiana Awaluddin/detikcom)
Pria asal Tanjungpura, Karawang itu bercerita meski Pantai Pisangan terlihat porak poranda, tapi saat musim daya laut, banyak ikan di sana. Buktinya, belum 15 menit melempar kail, umpannya sudah disambar seekor Samge.

"Karena saya pake udang jadi umpan. Jadi capat dapat," ungkap Asid.

Di akhir pekan lalu misalnya, Asid mengaku mendapat 6 kilogram ikan setelah memancing di Pantai Pisangan. Berbekal satu ons udang kecil, Asid biasanya memancing dari pagi hingga sore. Menurut dia, memancing di Pisangan mengasyikkan karena selain gratis, pemancing tak dikenai biaya parkir.

"Kalau di sini bebas. Enggak ditarik bayaran. Situasinya juga aman," kata Asid.

Hal serupa diakui oleh Markos Susanto. Pria 64 tahun itu juga mengaku maniak mancing. Jauh - jauh dari Cikarang, Markos datang ke Pisangan hanya untuk memancing. Bedanya ia tidak memancing di puing bangunan. Kakek 7 cucu itu memilih memancing di atas pemecah gelombang. Pada 2016, Pemda setempat menganggarkan Rp 6,8 miliar untuk membangun pemecah gelombang sepanjang 500 meter.

Pada akhir pekan, pemecah gelombang itu tidak hanya membentengi daratan dari terpaan ombak, melainkan jadi spot memancing yang mengasyikkan. "Soalnya di sini sedang bagus. Kita nggak terhalang puing - puing. Kalau sedang musim begini, saya pernah dapat 20 kilo sampai sore," kata pensiunan pegawai desa itu.
Geliat Warga Karawang Memancing di Puing Desa AbrasiMarkos Susanto saat menunjukkan ikan tangkapannya. (Foto: Luthfiana Awaluddin/detikcom)
Menurut Markos, Pantai Pisangan sudah digemari pemancing sejak dulu. Ia bercerita, pada tahun 1970an, sebelum abrasi menggerus daratan, Pisangan ialah pantai yang indah. Bahkan pada 1990-an, Pisangan pernah jadi primadona di Karawang.

Situasi berubah ketika perlahan - lahan, air laut menggerus rumah dan aspal jalan. Gejala itu bahkan berlangsung hingga sekarang. Di sepanjang pantai banyak ditemui puing bangunan. Setiap saat puing - puing itu diterpa ombak, menunggu waktu untuk roboh.

Pemandangan rumah warga yang langsung bersentuhan dengan laut lumrah ditemukan di sana. Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana pernah menyatakan jika pantai di Desa Cemarajaya itu sudah tak layak menjadi pemukiman. Bupati perempuan pertama di Karawang itu memproyeksikan Pantai Pisangan jadi tempat wisata. Rencananya 150 keluarga direlokasi. (bbn/bbn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads