Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sukabumi bahkan pernah mendatangi kediaman pasangan suami istri (pasutri) Sahuni (70) dan Oyot (60) untuk mengevakuasi Dirman. Namun mereka melarang dan lebih memilih mengurung Dirman.
"Staf kami pernah ke sana, cuma memang keluarga tidak mengizinkan. Hanya saja penanganan Dirman ini bukan hanya berada di ranah tanggung jawab kami tapi juga Dinas Kesehatan (Dinkes) sejauh mana hasil pemeriksaan mereka," kata Iwan Ridwan, Kepala Dinsos Sukabumi, ketika dihubungi melalui telepon selulernya, Senin (6/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keluarga Dirman sendiri kompak melarang putra sulungnya dievakuasi siapapun, mereka beralasan jika keputusan mereka untuk mengurung Dirman karena khawatir Dirman membuat susah orang lain.
"Tidak akan ngasih dibawa sama siapa juga, kalau pemerintah mau bantu tolong bikinkan ruangan yang layak biar enggak mirip kandang," kata Oyot, ibunda Dirman.
Baca Juga: Sakit Jiwa, Dirman Warga Sukabumi Dikurung di Kandang Bambu
Seperti ditulis sebelumnya, Keluarga terpaksa mengurung Dirman (35) putranya sendiri di sebuah bangunan bambu mirip kandang domba karena sering mengamuk dan merusak barang
Warga Kampung Babakan Tonjong, RT 10 RW 07 Desa Tonjong, Kecamatan Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat ini terpaksa mengurung putra sulungnya itu karena menderita gangguan kejiwaan.
(avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini