Orang tua Asep, Nani (53) mengaku telah beberapa kali melarang Asep untuk berjualan kangkung, namun Asep tetap berjualan. Nani juga sempat membujuk Asep agar kembali bersekolah.
"Sudah ibu bilangin biar sekolah lagi tapi gak mau. Pengennya jualan. Katanya enggak apa-apa asal halal," ungkap Nani di rumahnya di Kampung Babakan Pajagalan, Desa Sukamentri, Garut Kota, Kamis (2/11).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekolahnya keluar pas kelas tiga mau ke kelas empat (SD). Katanya malu sama teman-teman, Asep kan jualan. Dulu pernah bu gurunya kasih buku ke Asep waktu sekolah. Tapi pada hilang diumpetin teman-temannya. Maklum lah anak kecil. Dari situ Asep gak mau sekolah," tambahnya.
Nani menjelaskan Asep mulai berjualan sejak umur tujuh tahun. Saat itu, ayahnya Muhidin (66) meninggal pada tahun 2012 lalu.
"Dulu mah jualan apa aja, dagang cireng, jualan es. Kan bapanya meninggal, jadi katanya mau bantuin saya cari uang. Sekarang saya enggak kerja karena ini sakit kaki. Asam urat," ungkapnya.
Nani menambahkan, anak bungsunya itu juga sangat pendiam. Meskipun saat ini berjualan kangkung, Asep rajin mengaji dan beribadah di rumahnya.
"Sama ibu juga jarang ngobrol. Kasarnya mah kalau ditakol (dipukul) kepalanya baru dia ngomong. Ibu mah cuman takut kalau Asep mabok, judi, yang gak bener gitu," pungkasnya.
(avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini