Permukiman padat ini berlokasi di Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat. Kampung Manteos dihuni oleh sekitar 220 KK yang tersebar di RT 5 dan RT 6.
![]() |
Baca juga: Bandung Rasa Rio de Janeiro di Kampung Manteos
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khaerudin menjelaskan sejauh ini Kampung Manteos lebih banyak dikunjungi oleh warga asing. Mereka sekadar jalan-jalan dan berinteraksi dengan warga, tapi ada juga yang melintas untuk berolahraga.
"Bule-bule banyak. Apalagi kalau weekend mereka jalan-jalan sambil olahraga pagi naik turun tangga di sini," katanya.
![]() |
"Sekarang kita sedang memperlebar jalan. Minimal bisa masuk motor bak sampah. Jadi tidak perlu lagi buang sampah jauh-jauh apalagi sampai mengotori sungai," ucap Khaerudin.
Baca juga: Kisah Siluman di Kampung 'Seribu Tangga' Manteos Bandung
Sesepuh Kampung Manteos, Enung Sumarna (60), sejak dulu bermimpi untuk membuat kampung wisata marginal. Bahkan awalnya Enung bersama tujuh orang sesepuh lain sempat membuat perkumpulan yang dijuluki warga sebagai Tim 8.
"Ya istilahnya kampung marginal. Miskin boleh, tapi belum tentu hati dan akhlak warganya seperti itu. Buktinya semua di sini tidak ada yang pakai anggaran, sabilulungan (gotong royong) saja," ujar Enung.
![]() |
"Mudah kok tinggal penataan di gang-gang dengan mural atau bunga-bunga. Atau kita bisa tawarkan tren warung kopi dengan view perkampungan. Kalau memang ini disentuh oleh orang profesional saya yakin tidak akan ada yang namanya kumuh," tutur Enung. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini