Baca juga: Menengok Kampung 'Seribu Tangga' Manteos di Dago Bandung
Lama kelamaan lahan tersebut dikelola oleh warga untuk menjadi kebun. "Sejak ada kebun muncul rumah-rumah warga," ujar Sekretaris RT 5 Kampung Manteos Khaerudin saat berbincang dengan detikcom di Kampung Manteos, Selasa (31/10) kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Sampai sekarang warga kalau sudah lewat jam enam malam jarang yang lewat ke lapangan. Katanya seram, kan dulunya katanya itu kuburan," ucapnya.
Senada dengan Khaerudin, sesepuh kampung Enung Sumarna (60) juga tidak bisa memastikan sejarah nama Manteos. Sebab sejak dirinya tinggal belum ada yang menceritakan terkait hal itu.
"Orang malah banyak yang sebut ini Kampung Siluman. Kalau Kampung Manteos pastinya saya sendiri kurang tahu, tapi katanya dulu ada orang Belanda namanya Manteos. Namanya dipakai di kampung ini," kata Enung.
![]() |
Kampung Manteos terletak di sebuah lembah yang berbatasan langsung dengan bantaran Sungai Cikapundung. Kondisi itulah yang menyebabkan tangga menjadi akses utama di kampung tersebut. Sebab kalau dibuat rata bisa dipastikan jalan akan licin dan membahayakan.
Penelusuran detikcom di situs komunitasaleut.com, Kampung Manteos berasal dari nama seorang warga Belanda bernama Matius yang merupakan tuan tanah yang kini lahannya ditempati warga.
Versi lain menyebutkan Manteos berasal dari kata Main House. Sebab dulunya di sekitar kampung tersebut terdapat penginapan milik warga Amerika yang kini berubah menjadi Markas Dinas Psikologi TNI AD.
"Namun sepertinya pendapat ini (Main House) diragukan karena gedung tersebut dulunya dikenal sebagai Villa Mei Ling. Villa ini dulu dimiliki oleh orang Tiong Hoa yang juga pedagang beras bernama Aan Eng Kan," tulis admin dalam situs tersebut. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini