Menengok Kampung 'Seribu Tangga' Manteos di Dago Bandung

Menengok Kampung 'Seribu Tangga' Manteos di Dago Bandung

Tri Ispranoto - detikNews
Rabu, 01 Nov 2017 15:04 WIB
Kampung Manteos di Dago Bandung. (Foto: Tri Ispranoto/detikcom)
Bandung - Nama Kampung Manteos terdengar cukup asing. Bukan hanya bagi pendatang, tapi juga warga asli Kota Bandung. Hingga kini belum banyak yang tahu di mana dan apa saja yang ada di kampung tersebut.

Lokasi tepat Kampung Manteos berada di Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Untuk menuju ke tempat ini bisa melalui dua jalur yaitu Jalan Dago-Jalan Sangkuriang atau Jalan Siliwangi-Taman BBWS Citarum.
Menengok Kampung 'Seribu Tangga' Manteos di Dago BandungKeberadaan tangga di Kampung Manteos ini memiliki kemiringan yang beragam. (Foto: Tri Ispranoto/detikcom)
Kesan pertama sampai di tempat ini ialah permukiman padat penduduk layaknya sebuah perkampungan. Namun yang membuatnya unik dan berbeda yakni banyaknya tangga sebagai akses utama warga. Daerah ini dikenal dengan sebutan kampung seribu tangga.

"Sebutan kampung seribu tangga, mungkin karena banyak tangga di sini sebagai akses utama dan penyambung antar rumah warga," ujar Sekretaris RT 5 Kampung Manteos Khaerudin saat berbincang dengan detikcom, Selasa (31/10) kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria berusia 40 tahun itu mengungkapkan pada awalnya kampung tersebut lembah berupa tanah kosong. Lama kelamaan lahan tersebut didiami warga hingga akhirnya kini Kampung Manteos dihuni oleh sekitar 220 KK yang tersebar di RT 5 dan RT 6.
Menengok Kampung 'Seribu Tangga' Manteos di Dago BandungKampung Manteos dikenal dengan sebutan kampung seribu tangga. (Foto: Tri Ispranoto/detikcom)
Pada awalnya, Khaerudin melanjutkan, hanya ada satu akses tangga menuju permukiman warga. Namun kini tangga tersebut tak lagi digunakan seiring terjadinya longsor.

"Sejak itu tidak dipakai lagi. Warga akhirnya bikin sendiri tangga-tangga baru. Ada tiga tangga utama yang terhubung dari atas sampai bawah dan sekitar lima tangga yang menghubungkan antar warga," ucap Khaerudin.

Enung Sumarna (60), seorang sesepuh kampung, mengungkapkan awal tempat tersebut dihuni warga pada sekitar 1980. Sejak saat itu warga menghuni lahan kosong sekitar 8.000 meter persegi yang memanjang ke atas dari bantaran sungai hingga ke kompleks perumahan ITB.

"Dari dulu sampai sekarang hampir semuanya warga lokal. Hanya satu-dua yang berasal dari luar," kata Enung.
Menengok Kampung 'Seribu Tangga' Manteos di Dago BandungUntuk menuju Kampung Manteos ini bisa melalui dua jalur yaitu Jalan Dago-Jalan Sangkuriang atau Jalan Siliwangi-Taman BBWS Citarum. (Foto: Tri Ispranoto/detikcom)
Kebanyakan, sambung Enung, warga sehari-hari bekerja serabutan mulai dari pedagang musiman hingga sopir angkutan. Uniknya, tidak ada satu orang penghuni yang bekerja sebagai buruh pabrik.

Selama penelusuran detikcom di Kampung Manteos, satu-satunya jalan datar adalah yang memisahkan permukiman warga dan bantaran sungai. Sementara akses lainnya berupa tangga dengan kemiringan yang beragam.

Rata-rata di tempat ini hunian warga berupa bangunan semi permanen dengan ukuran 21-36 m2. Sejumlah titik dihias oleh warga dengan aneka cat warna-warni yang bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi yang melihatnya.
Menengok Kampung 'Seribu Tangga' Manteos di Dago BandungTembok warna-warni di Kampung Manteos Bandung. (Foto: Tri Ispranoto/detikcom)
(bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads