Fariz menjelaskan, jika hidroponik adalah budidaya menanam sayuran atau tanaman tanpa media tanam konvensional atau melalui tanah. Meski begitu sistem tanam melalui hidroponik menurutnya lebih menekankan kebutuhan nutrisi pada tanaman.
![]() |
"Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Lebih menyehatkan dan jauh dari penggunaan pupuk kimia atau pestisida yang biasa dipakai saat berkebun," kata Fariz kepada detikcom di kediamannya Jalan Pajajaran No.1 Gg.Mesjid Nurul Huda RT 12 RW 5, Selasa (31/10/2017).
Fariz menggeluti hobinya itu pada tahun 2015 lalu, berawal dari konsumsi sehari-hari kemudian terbersit ide untuk memasarkannya dalam skala lebih besar.
"Untuk berkebun menggunakan teknik hidroponik tidak perlu lahan yang luas, asal cukup ruang dan air yang cukup. Kebanyakan media tanam airnya hanya memerlukan spon, lalu pipa paralon berdiameter 2,5 hingga 3 inci untuk digenangi air," lanjutnya.
![]() |
Sayuran yang bisa ditanam menggunakan teknik hidroponik antara lain berjenis sawi-sawian seperti Pakcoy, Selada, Kailan hingga sayuran yang banyak dikenal seperti Kangkung dan Bayam.
Pada tahun 2015, dengan bermodal nekat Fariz kemudian mencoba-coba menawarkan sayuran miliknya ke toko swalayan, saat itu dia menggunakan brand Sukaponik yang merupakan singkatan dari Sukabumi Aquaponic dan Hidroponik yang belakangan merk itu bertahan hingga saat ini.
"Ternyata pasar ritel modern tertarik, apalagi yang menggunakan sistem fresh market kebutuhan mereka akan sayuran segar sangat tinggi. Saya masih ingat saat itu memasarkan 15 sampai 20 ikat sayuran segar per harinya," ucap Fariz.
Dua tahun berlalu, konsep perkebunan modern yang digeluti Fariz semakin berkembang. Saat ini tidak kurang dari 10 mitra bekerja sama dengan Fariz berikut mengelola sistem tanam dan pola penjualan.
Untuk keuntungan Fariz menyebut sekali panen sayuran hidroponik bisa menghasilkan Rp 2 Juta, dengan modal operasional hanya sebesar Rp 500 ribu. Dalam 1 bulan Fariz bisa memanen sebanyak 4 kali.
"Pesanan saat ini bisa sampai 50 sampai 100 ikat perhari, bila saya kerjakan sendiri kewalahan. Makanya Alhamdulillah saat ini saya banyak di undang untuk jadi pemateri di beberapa kegiatan, berbagi ilmu dan meraih mitra untuk pasar yang memang masih sangat terbuka," tutupnya. (avi/avi)