Meski hanya menyumbang tenaga, semangat warga patut diacungi jempol. Mereka bahu membahu memoles bangunan kediaman Ustaz Arifin yang awalnya berdiri semi permanen, disulap menjadi bangunan kokoh berdinding tembok.
"Kalau gotong royong itu masih membudaya di kampung kami, tujuannya saling meringankan beban tetangga sendiri. Terlebih rumah yang sedang kita bangun ini milik seorang guru ngaji," tutur Jaelani (38) warga setempat kepada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Begitu tahu banyak relawan dan dermawan yang datang kami langsung bergerak, bahkan pada Minggu (29/10) kami kerja sampai malam untuk membuat pondasi," lanjut dia.
Hal senada diungkap warga lainnya, Yayan (37) yang menjelaskan warga akan bergerak sebisa mereka, mulai dari membantu aduk semen sampai mengangkat yang berat-berat.
"Tukangnya harus tetap ada karena yang ngatur bentuk bangunan, dan keterlibatan warga juga terbatas hanya bisa hari Minggu atau Jumat. Hari lainnya pada punya kesibukan masing-masing kecuali kalau malam, pasti semuanya terlibat meringankan beban tetangga sendiri," bebernya.
Seperti diberitakan, Ustaz Zaenal Arifin (44), seorang guru ngaji di Sukabumi bak mendapat durian runtuh. Rumahnya yang sudah tak layak huni akan dibangun menjadi layak hasil bantuan dari relawan dan gurunya.
Bukan tanpa alasan orang-orang mau membangun rumah pria yang karib disapa Arifin itu. Arifin adalah santri jebolan Pondok Pesantren Annidzom, Panjalu. Selepas pesantren, Arifin mengabdikan dirinya sebagai guru ngaji di kampung halamannya. Setiap hari ada 70 anak yang mengaji bersamanya. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini