Namun hal itu mendapat penolakan dari warga dengan alasan ingin ditemui di RW 11 dan bukan di Pendopo Kota Bandung. Selain itu warga juga menolak lantaran takut 'ditipu' seperti saat bulan puasa lalu.
"Kalau ada yang menolak berarti ketahuan. Media juga harus tulis berarti ada provokasi di dalam. Proyek Rudet ini dua pertiga (warga) kan setuju, sepertiganya itu banyak didamping-didampingi," ujar Emil sapaan karib Ridwan Kamil di Banyu Leisure PDAM Kota Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Emil mengatakan dirinya sengaja malam ini meluangkan waktu untuk merealisasikan keinginan warga yang ingin bertemu. Namun jika hal itu ditolak, Emil menilai ada niat tidak baik dari sekelompok orang yang ingin mengganggu pembangunan Kota Bandung.
"Jangan minoritas mengganggu mayoritas yang sudah setuju," tegas pria berkacamata itu.
Soal syarat pertemuan warga harus membawa KTP, Emil memiliki alasan tersendiri. Menurutnya cara tersebut adalah untuk membedakan apakah yang datang warga asli atau 'pendamping' yang menjadi provokator.
"Maka kuncinya adalah KTP. Sering kali orang yang bersuara tidak punya kepentingan di situ. Hanya ingin menolak saja, bersuara," katanya.
"Kalau enggak pakai KTP saya mana tahu, kan wajahnya mirip semua. Apakah dia warga atau dia ditunggangi kepentingan. Saya mau bicara orang yang berdampak bukan orang provokatif," sambung Emil menutup wawancara. (avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini