"Kalau pengamatan general, kemunculan air panas di areal batu gamping kemungkinan ini ada di zona air panas. Muncul karena ada aktivitas pengeboran," ujar Agus Taufiq, Staff Bidang Air Tanah Badan Geologi Kementerian ESDM di lokasi.
Agus menyatakan timnya tengah menyelidiki sumber air panasnya menggunakan sampling isotop dan kimia. "Ini bisa jadi daerah gunung api, tapi harus diuji lebih lanjut di laboratorium," terangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Agus memastikan air panas yang menyembur ini tidak berbahaya, namun tidak bisa dikonsumsi. Sebab air dengan suhu di atas 80 derajat celcius yang keluar dari permukaan bumi, tidal layak konsumsi. "Ini tidak bisa diminum, tapi bisa dimanfaatkan," kata Agus.
Lebih lanjut Agus menyatakan semburan lumpur panas di Parungponteng berbeda dengan lumpur Lapindo. "Kalau di sini kemungkinan dari aktivitas vulkanik, kalau di Lapindo itu karena adanya gas hidrokarbon," jelasnya.
![]() |