Deni Solang (53) mengaku kedatangan para pelajar SD itu sengaja diprogramkan satu minggu sekali bertujuan untuk menumbuhkan jiwa mengasihi orang-orang yang terpinggirkan, karena penderita gangguan jiwa bukan untuk dijadikan bahan olokan.
"Kita ajari mereka untuk mengasihi dan bersedekah, sebelumnya banyak kejadian penderita gangguan jiwa dilempari batu, dianiaya dan lain sebagainya. Nah dengan program seperti ini kita mengajarkan ke anak sejak dini jika penderita gangguan jiwa ini manusia juga yang harus diperlakukan layak," kata Deni didampingi sang istri Leni Nurmayunita (38) saat ditemui detikcom di panti miliknya, Senin (23/10/2017).
![]() |
Program itu sudah berjalan selama 3 bulan, hasilnya dijelaskan Deni langsung bisa dirasakan dengan rutinitas kesadaran anak-anak tersebut untuk menyisihkan sebagian uang jajannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deni menceritakan, jika saat kunjungan sering ada anak yang menangis bukan karena takut namun karena merasa terharu saat melihat kondisi penderita gangguan kejiwaan.
"Mereka kita perlihatkan fakta yang sesungguhnya, ada orang-orang tidak mampu ada orang yang menderita karena diabaikan oleh keluarganya. Hal-hal semacam inilah yang berhasil menggugah rasa sosialnya mereka menangis, ini yang kita tanamkan kepada mereka sejak dini," tutupnya.
Sudah ada tiga sekolah yang saat ini mengikuti program yang dilakukan Panti Sosial Welas Asih, hasilnya anak-anak tersebut kini menjadi kader-kader sosial yang mengajarkan ke lingkungannya jika orang gila itu bukan untuk disakiti tapi untuk dikasihi. (avi/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini