Sekadar diketahui, Amud berperilaku aneh pascacerai dengan istrinya. Posisi tempat Amud dirantai oleh keluarga berada sejauh 250 meter dari tempat tinggalnya.
Pada Jumat (20/10/2017) sore, detikcom kembali menemui Amud. Oob (40), Ketua RT 16, ikut hadir menemani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amud semringah dan tiba-tiba menggapai-gapai tangannya. "Pak rokoknya dong, sama koreknya sekalian," Amud berteriak.
Namun keinginan Amud dicegah Oob. "Terakhir kamu pegang korek kamu bakar rumah. Sudah tidak usah pegang korek-korek lagi," kata Oob.
Pohon nangka tempat Amud dirantai setinggi tujuh meter yang bagian atasnya terdapat atap terbuat dari terpal. Sehari-hari ia duduk dan tidur di atas kain berwarna hitam, di sekitar tempat itu berserakan cangkang bekas makanan.
Hujan dan terik dirasakan Amud. Namun warga serta keluarganya tidak bisa berbuat banyak lantaran kalau dibiarkan bebas khawatir merusak barang dan mencuri makanan.
Sesekali Amud melantunkan lagu 'Begadang' ciptaan Rhoma Irama. "Kata orang, saya orgil (orang gila). Tapi saya merasa enggak gila, saya lancar ngapa-ngapain juga. Salawat bisa, ngaji bisa," ucap Amud.
Tatapan Amud tajam saat ditanya soal putranya. "Saya kangen (menyebut nama lengkap putranya). Si kasep, nyaah pisan (sayang banget)," ujar Amud berbahasa Sunda.
Baca juga: Pria di Sukabumi Ini Sudah Dua Pekan Dirantai di Pohon Nangka
Oob mengaku kasihan dengan kondisi warganya tersebut. Sejak berita tentang Amud tayang di media massa, menurut Oob, sejumlah pihak sengaja melihat langsung tempat Amud terikat.
"Tadi juga ada dari Dinas Kesehatan atau dari Dinas Sosial ke tempat ini didampingi sama aparat desa. Dengar-dengar mau ngobatin gitu. Tapi sampai saat ini Amud masih dibiarkan terikat rantai di pohon," tutur Oob.
Oob lalu mengajak ke rumah orang tua Amud. Rumah itu pernah dibakar Amud selagi ngamuk.
"Sejak saat itulah warga takut membiarkan Amud berkeliaran. Makanya tadi saya larang pas minta korek api. Takut kejadian yang tidak-tidak," kata Oob. (bbn/bbn)