Sejarawan Cirebon, Raden Achmad Opan Safari, mengatakan hingga kini masyarakat percaya hal mistis tersebut. "Kalau yang merasa benar sih tidak masalah. Tapi, yang sombong sih banyak yang tidak berani. Sampai sekarang masyarakat masih memercayai itu (mitos)," kata Opan kepada detikcom saat ditemui di Kantor Kemenag Kabupaten Cirebon, Jumat (20/10/2017).
![]() |
"Pak Harto juga tak berani lewat situ. Itu terjadi sekitar tahun-tahun terakhir Pak Harto menjabat. Pak Harto berkunjung ke Cirebon untuk meresmikan pabrik semen dan meresmikan Kapal Ciremai," kata Opan yang juga dosen di kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu itu, di Karanggetas, Syekh Magelung Sakti mencari lawan yang berani memotong rambutnya. Namun, lawan-lawannya tak berhasil memotong rambutnya. Padahal lawannya itu menggunakan senjata, tetap saja tidak bisa dipotong," tutur Opan mengisahkan.
![]() |
"Sampai sekarang Jalan Karanggetas masih diyakini masyarakat Cirebon mampu meruntuhkan jabatan orang yang sombong," ucap Opan.
Kini Jalan Karanggetas menjadi pusat pertokoan. Opan menuturkan di sekitar Jalan Karanggetas, tepatnya di RW 02, Kelurahan Kejaksan, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, terdapat petilasan Syekh Magelung Sakti.
"Katanya rambut Syekh Magelung Sakti yang dimakamkan di situ," kata Opan. (bbn/bbn)