Bumerang Buatan Penjaga Sekolah di Sukabumi Ini Sudah Mendunia

Bumerang Buatan Penjaga Sekolah di Sukabumi Ini Sudah Mendunia

Syahdan Alamsyah - detikNews
Kamis, 19 Okt 2017 14:21 WIB
Bumerang Buatan Penjaga Sekolah di Sukabumi Ini Sudah Mendunia
Pembuat bumerang yang mendunia/Foto: Syahdan Alamsyah
Sukabumi - Berawal dari hobi membuat kerajinan tangan, Hendi Setiadi (38), seorang penjaga sekolah MTSN Warudoyong, Kota Sukabumi, Jawa Barat ini akhirnya kepincut dengan Bumerang senjata khas suku Aborigin, Australia.

Dari hobi itu sudah ribuan jenis dan bentuk Bumerang dia buat, mulai dari Bumerang kompetisi, pajangan hingga Bumerang untuk main-main. Tidak sembarangan, Bumerang buatan pria yang akrab disapa Acun ini juga diminati oleh warga Brazil, India, Afrika bahkan dari Australia negeri tempat asal Bumerang.
 Bumerang buatan pria yang akrab disapa Acun ini juga diminati oleh warga Brazil, India, Afrika bahkan dari Australia negeri tempat asal Bumerang. Bumerang buatan pria yang akrab disapa Acun ini juga diminati oleh warga Brazil, India, Afrika bahkan dari Australia negeri tempat asal Bumerang. Foto: Syahdan Alamsyah

Ditemui detikcom di bengkel Kubus (Komunitas Bumerang Sukabumi) Jalan Pramuka No 3 Kelurahan Gedong Panjang, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, Acun mengaku hanya memerlukan waktu 2 jam hingga 5 jam untuk membuat satu bilah Bumerang.

"Awalnya lihat di Youtube, lalu jatuh cinta dengan bentuk dan lekuknya hingga saya pelajari, saya buat dan uji coba satu persatu awalnya saya coba di tanah lapang eh kok begitu saya lempar nggak balik lagi. Akhirnya saya ulik lagi sampai ketemu kuncinya ada di lekukan airfoil-nya," tutur Acun mengawali ceritanya kepada detikcom, Kamis (19/10/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Acun menjelaskan jika airfoil adalah pendukung aerodinamis yang menghasilkan gaya angkat ketika melewati suatu aliran udara. Tanpa airfoil Bumerang tidak akan bisa kembali lagi ke pelemparnya.

"Awalnya saya asal buat tanpa lekukan airfoil, tapi setelah beberapa kali gagal akhirnya saya ulik lagi dan akhirnya ketemu sudut-sudut yang pas. Ini nggak sembarangan salah lekukan satu milimeter saja Bumerang ini nggak akan kembali lagi ke pelemparnya," lanjut Acun membagi ilmunya.

Acun menceritakan jika hobi itu dia mulai pada tahun 2006 selama dua tahun melakukan uji coba dia akhirnya memantapkan diri untuk mulai memproduksi massal Bumerang bikinannya. Semua itu dia kerjakan bersama teman-temannya di bengkel Kubus.

"Pertama bikin massal tahun 2008, dalam kurun waktu itu sampai pertengahan tahun 2009 saya bikin hampir 5000 bilah, itu saya kerjakan sendiri kalau di bengkel satu lagi di daerah Cicantayan, ada teman-teman yang bantuin," sambung dia.

Nama 'Acun Bumerang' pun kemudian berkibar di komunitas pecinta senjata tradisional suku Aborigin itu. Semua produksi dia jajakan melalui akun media sosial miliknya, pesanan pun kemudian mengalir meski masih dalam partai kecil.

"Kalau harga tergantung bentuk, bahan dan kerumitan motif di badan Bumerang. Dari Rp 25 ribu sampai Rp 100 ribu, harga ini berlaku sama untuk peminat di dalam dan luar negeri. Yang pesannya masih belum banyak, kadang ada yang beli dua paling banyak baru mencapai puluhan sih. Dari Indonesia hampir semua propinsi pernah pesan, kalau luar negeri Australia, Brazil, India sampai Afrika mereka mengetahui Acun Bumerang ini dari medsos," tutupnya. (avi/avi)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads