"Sebenarnya sudah lama Moovit ini bisa digunakan. Hanya baru hari ini MoU-nya," ujar Kadishub Kota Bandung Didi Ruswandi di sela-sela MoU yang dilakukan di Kantor Dishub Kota Bandung, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Rabu (18/10/2017),
Didi menjelaskan untuk sementara aplikasi yang bisa diunduh secara gratis itu baru terintegrasi dengan dua rute bus TMB yaitu koridor dua (Cicaheum-Cibeurem) dan koridor tiga (Cicaheum-Sarijadi). Sementara koridor satu dan empat masih berproses.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mestinya transportasi online itu sifatnya pelengkap. Karena yang utamanya adalah transportasi massal. Kalau transportasi massal sudah online itu baru keren," ucap Didi.
Direktur PT Ganesha Media Nusantara Teguh Trianung Joko Susanto menjelaskan dengan keberadaan GPS pada bus TMB maka masyarakat melalui Moovit bisa melihat rute yang dilalui hingga perkiraan waktu tiba di titik tujuan.
"Untuk TMB karena sudah ada GPS jadi waktu yang tertera real time. Sehingga masyarakat tidak perlu kumpul di satu halte untuk menunggu bus. Masyarakat bisa tahu berapa menit lagi bus tiba atau berapa lama waktu sampai tujuan," ujar Joko.
Saat ini, menurut Joko, sudah terdapat 126 trayek di Bandung Raya yang masuk dalam aplikasi Moovit. Selain TMB, Bus DAMRI serta sejumlah bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) sudah masuk dalam aplikasi Moovit.
Moovit saat ini diklaim telah diunduh oleh 80 juta pengguna di seluruh dunia yang melayani 1.500 moda transportasi di 78 negara. Di Indonesia, Moovit sudah mematenkan 1.000 rute transportasi di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya dan Malang. (bbn/bbn)











































