Pengamat politik Universitas Parahyangan (Unpar) Asep Warlan menilai ada tiga faktor yang membuat Pilwalkot Bandung adem ayem. Pertama, para kandidat yang mengemuka saat ini belum begitu percaya diri bisa memenuhi ekspektasi publik.
"Tak bisa dipungkiri Ridwan Kamil menjadi tolok ukur pemimpin mendatang. Tentu publik ingin ada pemimpin yang bisa setara bahkan lebih dari kepemimpinan RK saat ini," kata Asep saat dihubungi via telepon genggam, Rabu (18/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam berbagai kesempatan diskusi saya melihat memang belum ada yang bisa mengahadirkan gagasan atau pemikiran baru untuk Bandung. Program-program yang disampaikan sudah juga dikerjakan di era sekarang," ungkap dia.
Menurutnya faktor lainnya yaitu setiap parpol di Bandung nampaknya akan mengikuti pola koalisi yang terbangun di tingkat Jabar. Sehingga, sambung dia, parpol di Bandung masih menunggu dinamika yang terjadi di Pilgub Jabar.
"Nampaknya pola koalisi yang sama di Jabar akan dilakukan di Bandung. Itu yang menyebabkan Pilwalkot Bandung agak pasif," kata Asep.
Untuk diketahui, sejauh ini baru PKS yang mendeklarasikan calonnya yaitu Oded M Danial yang merupakan calon incumbent. PKS tak bisa mengusung sendiri, harus berkoalisi. Sementara Nurul Arifin baru mendapatkan rekomendasi dari Golkar. Kemudian figur lainnya masih berlomba-lomba mencari dukungan parpol tersisa. (ern/ern)