Wali kota yang akrab disapa Emil itu menyebut pemberian anugerah adalah sebuah bentuk dukungan semangat dari Pemkot Bandung agar sekolah bisa berinovasi.
Sebagai pemimpin, Emil mengaku melakukan inovasi dengan menghadirkan sebuah pola kolaborasi yang melibatkan warga di dalamnya. Salah satunya adalah melalui Gerakan Pungut Sampah (GPS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Emil 90 persen orang yang membuang sampah sembarangan hingga berbuat onar adalah orang luar Kota Bandung. Namun dirinya tidak bisa melarang mereka untuk datang ke Kota Bandung.
Baginya soal kebersihan tidak semata-mata berujung pada sebuah penghargaan seperti Piala Adipura. Namun baginya kebersihan adalah sesuatu pola hidup yang merubah pola pikir masyarakat.
"Makanya hari ini sekolah-sekolah yang sudah berupaya mengubah pola pikir kita kasih penghargaan untuk menyemangati. Ada 36 sekolah yang dapat penghargaan," ucapnya.
Sementara itu Sekdis Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung Dedy Dharmawan menyebut 36 sekolah yang mendapat penghargaan tersebut telah memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Penghargaan Adiwiyata diberikan kepada sekolah-sekolah (SD, SMP, dan SMA) yang dinilai berhasil mendidik siswa menjadi individu yang cinta dan bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup.
"Semua sekolah ukurannya evaluasi diri. Tapi utamanya adalah kebersihan, keindahan, sanitasi, kenyamanan guru mengajar dan anak saat belajar. Bukan soal piala yang dikejar tapi prilaku," katanya.
Nantinya 36 sekolah tersebut berkesempatan untuk meraih prestasi lebih tinggi melalui Adiwiyata Provinsi, Adiwiyata Nasional dan Adiwiyata Mandiri. Namun untuk meraih lebih tinggi sekolah tersebut harus memenuhi standar nilai yang sebelumnya telah diterapkan dalam Adiwiyata Kota Bandung. (ern/ern)