Pedang Jawara dan Dandang Kuno di Museum Pegadaian

Pedang Jawara dan Dandang Kuno di Museum Pegadaian

Syahdan Alamsyah - detikNews
Kamis, 12 Okt 2017 15:02 WIB
Dandang kuno yang tersimpan di Museum Pegadaian. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)
Sukabumi - Berbagai macam barang tersimpan rapi dan dipamerkan di Museum Pegadaian. Benda itu memiliki cerita sendiri berkaitan sejarah Pegadaian. Ada pedang bekas jawara hingga sebuah dandang (alat mengukus nasi) yang konon tidak ditebus oleh pemiliknya sejak 1940.

"Di sini juga ada sangkur dan pedang yang digunakan centeng untuk menjaga kantor pegadaian. Para centeng ini berlatar jawara dan disegani, mereka bergantian menjaga kantor pegadaian siang dan malam karena banyak barang berharga yang tersimpan di lemari kayu jati yang berfungsi sebagai brankas penyimpanan. Brankas kayu itu juga sampai sekarang masih ada," tutur Ujang Suryatna, salah seorang staf Pegadaian, saat ditemui detikcom di Museum Pegadaian, Jalan Pelabuhan II Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (12/10/2017).
Pedang Jawara dan Dandang Kuno di Museum PegadaianPedang milik jawara. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)
Ujang lalu berkisah soal alat penanak nasi itu. Menurut dia tidak ada catatan khusus terkait usia benda tersebut. Namun bagi warga kala itu, dandang salah satu alat yang dianggap berharga selain bahannya yang memang terbuat dari tembaga.

"Kalau dari kertas catatan gadai yang tertempel diperkirakan barang ini ada sejak tahun 40-an, dijaminkan oleh pemiliknya seharga 200 rupiah, harga yang tinggi pada masa itu. Sekarang benda ini dijadikan koleksi oleh pihak museum," kata Ujang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Melihat Dekat Museum Pegadaian di Sukabumi

Berharganya dandang itu karena di era kolonial dulu, yang berurusan dengan kepentingan perut bisa dihargai tinggi. Bukan hanya dandang, tapi juga piring dan peralatan makan lainnya, seperti panci dan piring.
Pedang Jawara dan Dandang Kuno di Museum PegadaianBarang-barang lainnya yang dipamerkan di Museum Pegadaian. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)
Selain peralatan makan, barang yang di masa kini sudah tidak lagi 'laku' untuk dijaminkan dan tersimpan di museum ini ialah batik. Berbagai batik tulis yang konon katanya dipakai jarit para priyayi atau gegeden itu masih terlipat rapi di rak penyimpanan.

"Batiknya juga batik super, ada standar taksiran dan petunjuk jenis bagi petugas untuk menaksir batik ini. Kalau era dan tahun pembuatannya kapan tidak ada catatannya," ujar Ujang.
Pedang Jawara dan Dandang Kuno di Museum PegadaianBatik juga tersimpan di Museum Pegadaian. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)
Memang tidak ada tahun khusus tertempel di barang-barang yang menjadi koleksi museum. Hanya ada catatan jenis dan peruntukan barang tersebut, barang-barang itu dikumpulkan dari berbagai kantor Pegadaian di Indonesia.

"Koleksinya berasal dari kantor Pegadaian di Indonesia. Dikumpulkan di sini dan menjadi bagian dari sejarah Pegadaian Indonesia," ucap Ujang. (bbn/bbn)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads