"Di sini juga ada sangkur dan pedang yang digunakan centeng untuk menjaga kantor pegadaian. Para centeng ini berlatar jawara dan disegani, mereka bergantian menjaga kantor pegadaian siang dan malam karena banyak barang berharga yang tersimpan di lemari kayu jati yang berfungsi sebagai brankas penyimpanan. Brankas kayu itu juga sampai sekarang masih ada," tutur Ujang Suryatna, salah seorang staf Pegadaian, saat ditemui detikcom di Museum Pegadaian, Jalan Pelabuhan II Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (12/10/2017).
![]() |
"Kalau dari kertas catatan gadai yang tertempel diperkirakan barang ini ada sejak tahun 40-an, dijaminkan oleh pemiliknya seharga 200 rupiah, harga yang tinggi pada masa itu. Sekarang benda ini dijadikan koleksi oleh pihak museum," kata Ujang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berharganya dandang itu karena di era kolonial dulu, yang berurusan dengan kepentingan perut bisa dihargai tinggi. Bukan hanya dandang, tapi juga piring dan peralatan makan lainnya, seperti panci dan piring.
![]() |
"Batiknya juga batik super, ada standar taksiran dan petunjuk jenis bagi petugas untuk menaksir batik ini. Kalau era dan tahun pembuatannya kapan tidak ada catatannya," ujar Ujang.
![]() |
"Koleksinya berasal dari kantor Pegadaian di Indonesia. Dikumpulkan di sini dan menjadi bagian dari sejarah Pegadaian Indonesia," ucap Ujang. (bbn/bbn)