Ulus ialah sosok petani yang berhasil bertansformasi menjadi pengusaha sukses. Namun dia tidak ingin kesuksesannya itu hanya dirasakan sendiri.
Sejak 2000 dia mulai kembali turun ke ladang setelah beberapa tahun dia fokus mengembangkan usaha sebagai pengepul buncis. Dia juga mulai mengenakan buncis baby kenya kepada masyarakat di kampungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya, dia melihat buncis kenya memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibanding buncis biasa. Selain itu buncis baby kenya memiliki pasar yang cukup menjanjikan. Selain untuk pasar dalam negeri juga untuk pasar luar negeri khususnya Singapura.
"Karena keberhasilan yang saya buktikan langsung. Sekarang hampir 100 persen petani di sini membudidayakan buncis baby super," ujar Ulus.
Bukan hanya itu, dia juga mengajarkan kepada petani di Kampung Gandok cara menanam buncis baby Kenya yang baik. Mulai dari menggunakan plastik mulsa, jarak tanam dan teknik lainnya yang mampu meningkatkan produksi.
Bahkan Ulus tidak pelit membagi ilmunya tersebut dengan para pekerjanya di lapangan. Sehingga para pekerjanya tersebut dari awalnya bekerja berubah menjadi pengusaha tani.
"Ada butuh tani yang di sini, bapa ngasih pesan kalian bukan hanya kerja tapi juga belajar. Buruh tani saya itu harus paham. Dampaknya alhamdulillah setengah hari kerja ke saya, setengah hari ke kebun masing-masing," ucap Ulus.
Paling membanggakan, kata Ulus, berkat budidaya buncis baby kenya yang diperkenalkannya perekonomian masyarakat Kampung Gandok semakin meningkat. Kesejahteraan masyarakat relatif merata.
"Awalnya pekerja ratusan orang sekarang cari pekerja susah. Karena sudah banyak yang jadi pengusaha tani. Kesejahteraan dulu susah jangankan mobil buat beli motor saja susah. Tapi sekarang alhamdulillah kesejahteraan cukup merata saat ini," tutur Ulus. (bbn/bbn)











































