Pengamat Politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Firman Manan menilai Gerindra dan PKS berpeluang besar untuk tetap bersama di Pilgub Jabar. Sebab, sambung dia, saat ini tidak mudah untuk mencari parpol lain untuk berkoalisi.
"Kalau Gerindra-PKS masih bisa berlanjut, artinya kan hitung-hitungan pragmatis bagi koalisi ini sudah memenuhi syarat 20 persen. Dibandingkan harus mencari rekan koalisi yang baru, itu kan jauh lebih mudah untuk mempertahankan (koalisi)," kata Firman kepada detikcom, Jumat (29/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut saya problemnya di kandidat sebenarnya, jadi ketika posisi awalnya dipermasalahkan Syaikhu yang dianggap popularitas dan elektabilitasnya masih rendah," ujar Firman.
Seiring berjalannya waktu, Gerindra yang disebut-sebut akan mendukung Deddy di Pilgub Jabar seolah menarik diri. Hal ini terjadi lantaran Deddy tak kunjung menjadi kader dan tidak melakukan komunikasi politik dengan DPD Gerindra Jabar.
"Artinya sekarang yang justru bermasalah itu Deddy, karena didorong calon diusung Gerindra dan dia dikaderkan, nah tapi justru ada problem di situ. Setahu saya sampai saat ini Deddy belum jadi kader, kedua juga ada persoalan kemudian kandidat dan partai yang potensial mengusung tidak ada komunikasi politik," tutur Firman.
"Apalagi sekarang Deddy tidak mau membangun komunikasi dengan Gerindra, menurut saya itu persoalan besar dan sesuatu merugikan," katanya menambahkan.
Dia memperkirakan Gerindra-PKS bisa saja merombak pasangan Deddy-Syaikhu untuk Pilgub Jabar. Bukan tidak mungkin, sambung dia, kedua parpol mencari alternatif kandidat di luar figur-figur yang selama ini sudah beredar ke publik.
"Jadi kalau saya lihat ada peluang walaupun kemudian koalisi bertahan, perubahannya pada kandidat yang diusung. Bahkan bisa di luar nama-nama yang sudah beredar," ujar Firman. (bbn/bbn)











































