Komunikasi Politik Ridwan Kamil, Pengamat: Efektif Tapi Masalah

Komunikasi Politik Ridwan Kamil, Pengamat: Efektif Tapi Masalah

Mukhlis Dinillah - detikNews
Rabu, 20 Sep 2017 17:20 WIB
Foto: Ilustrasi: Edi Wahyono
Bandung - Perlahan tapi pasti. Hal itu yang dilakukan Ridwan Kamil dalam merengkuh dukungan dari partai politik untuk memuluskan niatnya maju di Pilgub Jabar 2018.

Gaya komunikasi politik pria yang akrab disapa Emil ini dinilai cukup moncer. Setelah beberapa bulan lalu hanya mendapat dukungan dari NasDem, Emil akhirnya juga berhasil mencuri kursi PKB.

Kepiawaian Wali Kota Bandung itu berkomunikasi dengan elit politik di tingkat pusat membuat PKB akhirnya luluh. Terbaru, Emil yakin segera dapat amunisi baru dari PPP. Itu juga hasil lobi-lobi elite politik di pusat tanpa melalui tingkat daerah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau ke DPP yakin ada komunikasi. Tapi dengan kami di daerah enggak ada. Karena keputusan akhir di DPP jadi langsung ke sana (komunikasi)," kata Sekertaris DPW PPP Jabar Pepep Syaiful Hidayat saat dihubungi via telepon genggam, Rabu (20/9/2017).

Tidak hanya PPP, partai Golkar yang juga sudah punya kandidat kuat yakni Dedi Mulyadi malah juga melirik Emil. Lagi-lagi penyataan itu muncul dari elite politik di tingkat pusat.

"Kita melihat pada hasil survei terakhir ini keliatannya siapa itu, RK, keliatannya surveinya masih tetap (tinggi), tapi lihat nanti," kata Sekjen Golkar Idrus Marham, Sabtu (16/9).

Pengamat Politik Universitas Padjadjaran Firman Manan menilai manuver yang dilakukan orang nomor satu di Kota Bandung itu cukup efektif. Apalagi setiap keputusan penting diambil alih oleh pimpinan pusat.

"Kalau kita bicara efektivitas ya mendapatkan dukungan tentu ini cara yang efektif. Karena bagaimanapun keputusan mengusung kandidat diputuskan oleh elite di tingkat pusat," ujar Firman saat dihubungi, Rabu (20/9/2017).

Namun Firman menilai apa yang dilakukan Emil saat ini bukan tidak mungkin bakal menimbulkan persoalan di kemudian hari. Sebab, sangat berpotensi menimbulkan reaksi dari kader di wilayah yang merasa dilangkahi.

"Bisa jadi persoalan justru ketika muncul ketidakpuasan kader di akar rumput (daerah). Kalau kemudian para kader di daerah merasa tidak puas karena tidak diajak komunikasi bukan tidak mungkin jadi tidak efektif nanti," jelas dia.

Dengan situasi ini, dia menyarankan Emil juga mengintesifkan komunikasi dengan kader di wilayah. Sehingga, sambung dia, dukungan yang diberikan partai pendukung akan solid dan berjalan baik.

"Toh nanti pada saat kampanye mesin partai di daerah itu yang akan menentukan efektif atau tidaknya mesin partai itu. Nah mesin partai itu digerakkan oleh kader-kader di wilayah, jadi harus kuat juga (komunikasi)," ujar Firman.

(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads